Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gegara Utang, 8 Negara ini Siap diambil Alih Cina


Sigerindo Nasional - Tahun lalu, Sri Lanka menyerahkan sebuah pelabuhan kepada perusahaan-perusahaan milik pemerintah Cina karena utang lebih dari $ 1 miliar ke negara Komunis tersebut. Kini langkah serupa juga akan dilakukan Djibouti, yang akan menyerahkan kendali pelabuhan utamanya kepada sebuah perusahaan yang terkait dengan Beijing

Perlu diketahui bahwa Djibouti merupakan basis militer utama Amerika Serikat di Benua Afrika. Tindakan pengambil-alihan yang tentunya tidak disukai Washington.

Dalam meminjamkan utangnya, Cina mendorong ketergantungan suatu negara dengan menggunakan kontrak buram, praktik rentenir, dan kesepakatan korup yang membuat negara-negara tersebut merosot serta melemahkan kedaulatan mereka.

“Investasi China memang memiliki potensi untuk mengatasi kesenjangan infrastruktur di Afrika, namun pendekatannya telah menyebabkan meningkatnya hutang dan sedikit, jika ada, pekerjaan di sebagian besar negara,” ujar Menlu AS Rex Tillerson, Selasa (6/03).

Ada yang menyebut cara ini sebagai “diplomasi perangkap utang” yang menawarkan manisnya madu pinjaman infrastruktur murah disertai sengatan lebah ketika negara ini tidak mampu membayar bunga pinjaman.

Cina telah menandai inisiatif “Belt and Road” nya sebagai solusi win-win untuk menjadi pemimpin perdagangan global dan keinginannya ekonomi untuk mendanai infrastruktur transportasi. Ini tentu telah mengisi kekosongan yang diciptakan oleh kehadiran Amerika yang menyusut di institusi global. Tapi seperti halnya proyek-proyek internasionalis Barat, Cina juga menghadapi tuduhan perilaku imperialis ketika rencana pinjamannya salah.

Pusat Pengembangan Global, sebuah organisasi riset nirlaba, menganalisis hutang ke Cina yang akan dikeluarkan oleh negara-negara yang berpartisipasi dalam rencana investasi Belt and Road saat ini. Delapan negara yang akan merasa rentan terhadap utang di atas rata-rata adalah Djibouti, Kyrgyzstan, Laos, Maladewa, Mongolia, Montenegro, Pakistan, dan Tajikistan.
BERITA TERBARU