Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bobrok Pembangunan Ruas Jalan Adi Jaya Tulung Randu Jadi Ladang Korupsi Berjemaah

Sigerindo Bandar Lampung - Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Pemantau Kebijakan Publik (Lap@kk Lampung) mengatakan Kuat dugaan jual beli paket proyek di Provinsi Lampung telah terjadi sejak tahun 2017 lalu. Seperti yang terjadi di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan Provinsi Lampung.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua LSM Lap@kk Provinsi Lampung Nova Handra karena beberapa waktu yang lalu oknum Dinas PUPR Provinsi Lampung telah diperiksa oleh Kejati Lampung.

"Kok sampai sekarang tidak ada kejelasan nya siapa yang ditetapkan jadi tersangka, nampaknya masih mandek di Kejati" ujar Novahandra.

Menyikapi persoalan tersebut, Ketua LSM Lap@k Lampung Nova Handara mengatakan, generasi muda harus berani menyuarakan kebenaran agar sikap dan perbuatan yang dapat merugikan keuangan negara tidak merajalela khususnya di bumi Ruwa Jurai ini.
Beginilah Kondisi Sebagian Ruas Jalan Adi Jaya - Tulung Randu (Link 90)

"Ada saksi yang bisa memberikan keterangan dengan pasti dan inilah saatnya kebenaran itu harus disampaikan kepublik untuk mencari solusi dan menghentikan perbuatan haram tersebut," kata Nova Handara ketika berdemonstrasi beberapa waktu lalu didepan dinas PUPR Provinsi Lampung dan bundaran Gajah.

Menurutnya, ini sudah bisa dipastikan ada oknum Dinas PUPR Lampung diduga telah memperjual belikan beberapa paket proyek yang ada di Provinsi Lampung dengan beberapa fakta yang ada.

"Ini memberi dampak yang sangat buruk untuk pembangunan Provinsi Lampung dan kami menuntut masalah ini" Ujar Nova.

LSM Lap@k Lampung juga menyoroti dugaan  korupsi pembangunan Ruas jalan Adi Jaya Tulung Randu (Link 90) APBD 2017 dikerjakan oleh PT Ujung Gunung dengan nilai Penawaran Rp.5.956,004,003 Miliyar ditahun yang sama APBD P 2017 diangarakan kembali Jalan Adi Jaya Tulung Randu (Link90) kali ini dikerjakan oleh PT Cipta Bangun Pratama dengan Nilai penawaran Rp.5.934,311,000 Miliyar.

Baca Juga: KPK Himbau Masyarakat Jangan Sungkan Melaporkan Tindak Tanduk Pejabat Menyimpang

Sekarang fakta dilapangan kondisi jalan sudah Rusak parah seperti kubangan kerbau, material aspal mengelupas dan terangkat ke permukaan.

"Berapa titik material aspal dan batu nya sudah tidak kelihatan justru tanahnya yang keliatan" kata Nova Handra.
Perlu diketahui, Jalan tersebut dibangun tahun 2017 dengan anggaran mencapai Rp 11, 8 miliar menggunakan dana APBD Provinsi Lampung. "Yang aneh nya ditahun 2018 kok dianggarkan kembali oleh dinas PUPR provinsi Lampung, Ini nama nya Kongkalikong" Tegas Ketua LSM Lap@k Nova Handara.

Sementara itu ketika dimintai tangapanya By Phone Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional (Gapeknas Provinsi Lampung ) Topan Napitupulu Mengatakan Pekerjan proyek tersebut membenarkan, Bahwa pengerjaan tidak dengan kualitas dan kuantitas yang seharusya, Misalnya terjadi pengurangan volume dalam bahan material speck dan besteknya sehinga proyek tersebut dalam hitungan bulan sudah rusak parah.

Ketua Gapeknas Provinsi Lampung meminta BPKP Provinsi Lampung mengaudit pekerjaan tersebut berapa kerugian negara. Topan Napitupulu juga mengatakan meski sudah puluhan Miliyar dana APBD Lampung yang dikucurkan untuk Jalan Adi Jaya Tulung Randu (Link 90) APBD 2017 dan APBDP 2017 kondisinya tetap saja rusak parah.

"Apalagi pada musim hujan seperti sekarang. Ini akibat proyek pekerjaannya dikorupsi, karena ditahun 2018 di anggarkan kembali dinas PUPR Provinsi Lampung, bisa di akses lewat LPSE Provinsi Lampung kok"Ujar Topan.

Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional itu pun mendesak pihak Kejati Lampung dan Polda Lampung memanggil pihak PPTK Proyek Pembangunan Ruas Jalan Adi Jaya -Tulung Randu kabupaten Tulang Bawang Barat, Serta Konsultan Pengawas yang lalai dalam mengawasi proyek tersebut sehinga jalan yang baru selesai dikerjakan sudah rusak parah seperti sekarang.

"Yang berwenang juga perlu memanggil pihak Rekanan yang bertangung jawab karena ikut terlibat dalam mengerjakan proyek tersebut" tukasnya.(Ju/Her/Cyber)
BERITA TERBARU