Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

73 Tahun Kemerdekaan Generasi Millenial

Sigerindo Sumsel - Generasi millennial, adalah sebuah istilah atau topik yang selalu di dengar dan bahkan menjadi pembicaraan. Istilah Kids zaman now pun kerap kali disandingkan dengan Generasi millennial, inilah yang harus diterjemahkan terlebih dahulu.

Apakah kita memahami maksud dari Generasi millennial?. Peneliti mengatakan bahwa kaum millennial ini memiliki ciri khas tersendiri, yaitu mereka yang lahir pada saat televisi sudah berwarna, handphone dan bahkan internet sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini identik dengan kemajuan teknologi, ini salah satu ciri yang membedakan dengan generasi sebelumnya. 

Millennials atau kadang juga disebut dengan generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah Generasi X, yaitu orang yang lahir pada kisaran tahun 1980- 2000an. Maka ini berarti millennials adalah generasi muda yang berumur 17- 37 pada tahun ini.

Indonesia hari ini dengan jumlah penduduk yang tercatat dengan jumlah ±255 juta jiwa, terdapat 81 juta millennials, usia 17-37 tahun, yang memiliki kesempatan besar untuk berkontribusi membangun Negaranya. 

Jumlah millennials yang lebih dari sepertiga penduduk negeri ini idealnya merupakan kekuatan yang luar biasa dengan keberagaman yang ada.

73 tahun kemerdekaan Indonesia, dengan jargon tahun ini PRESTASI dan KERJA, seberapa besar kontribusi millennials dalam hal ini?

Teknologi sebagai sahabat millennials diharapkan mampu membuat terobosan untuk berkontribusi dalam mencari solusi bagi permasalahan-permasalahan bangsa, media sosial menjadi jembatan pemersatu dengan memberikan data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan, dan terlebih lagi millennials yang memiliki khas selalu berpikir di luar kebiasaan (out of the box) ini diharapkan dapat menjaga keberagaman yang pada generasi sebelumnya selalu digaungkan Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity).

Indonesia hari ini diuntungkan dengan 34,45% millennials yang ada, masih segelintir yang menjadi millennials Aktif, yang dimaksud disini adalah mereka yang aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, aktif menyuarakan pendapat, aktif dalam organisasi. 

Yuhesti Mora, dari kota Lubuklinggau sendiri adalah salah satu contoh millennials yang berjuang untuk mengembalikan minat anak-anak usia dini untuk membaca dengan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat Hesti Mora. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa banyak anak muda khususnya di Sumatera Selatan yang seperti ini?

Millennials kekinian, gadget addict dan bahkan nyinyir adalah yang paling banyak beredar di media sosial. Dan dari kelompok yang seperti ini pula kecenderungan membawa hal kecil menjadi trending topic ber tagar (#) memenuhi timeline media sosial. Andaikan memang hal ini dibawa ke arah yang positif Indonesia hari ini akan maju dalam Prestasi menjaga keberagamannya karena campur tangan dan Kerja dari millennials ini.

Banyak diskusi yang mempertanyakan Nasionalisme para millennials dan ini beberapa kali terbantahkan dengan beberapa hal, beberapa hari kebelakang dukungan millennials kepada Timnas sepak bola yang bertanding menjadi Viral atas Kerja millennials, tanpa disadari dengan viralnya melalui media sosial. 

Kemudian beberapa kali ada pelecehan dari negara lain terhadap simbol-simbol negara Indonesia dan lainnya, millennials bereaksi paling banyak terhadap hal ini. Hanya anehnya juga hal ini berdampak terbalik apabila berbicara pandangan politik, hasil penelitian tahun 2014 millennials Indonesia mayoritas adalah swing voters (pemilih galau) atau bahkan apathetic voters (pemilih cuek). 

Tidak dapat disalahkan karena kecenderungan “drama politik” yang dipertontonkan bukan membangun cara berpikir yang positif untuk kaum ini.

73 tahun kemerdekaan Indonesia di tengah tantangan yang akan dihadapi oleh angkatan muda millennials ini baik krisis global, modernitas, gaya hidup kompetitif namun 
individualistik, memaksa untuk bangkit dan bersiap untuk melakukan estafet dari semua aspek untuk keberlangsungan dan masa depan Indonesia.

Mau tidak mau, suka tidak suka millennials yang akan bertanggung jawab akan Indonesia di masa yang akan datang, teknologi dan globalisasi adalah hal yang tidak bisa dihindari hari ini dan akn datang, akan tetapi apabila millennials Indonesia ditanamkan penguatan dalam hal Nasionalisme, Nilai-nilai sosial, pandangan keberagaman dan keagamaan, maka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya bisa tepat sasaran.

Millennials nasib dan masa depan bangsa ini adalah tanggung jawab bersama. Bhinneka Tunggal Ika yang dari dahulu sudahditanamkan merupakan tugas yang harus dirawat dan dijaga, semoga ini menjadi Prestasi yang dapat disumbangkan atas Kerja angkatan muda Indonesia.

(Riezky Aprilia)
BERITA TERBARU