Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Agus Salim : " DEMO SAMPAI MATI "

Sigerindo Muba - Seorang kepala desa juga adalah manusia biasa jadi wajar bila di hatinya di singgahi perasaan yang bercampur aduk, sedih senang, kecewa juga harapan.

Maka dari  itulah Agus Salim kepala desa Bukit Selabu kecamatan Batang hari Leko kabupaten Musi Banyuasin menuangkan perasaannya lewat tulisan ini Demo sampai mati by Agus Salim :

Ketika Buruh ribut demo, kepala desa tetap diam.

Waktu Guru dan ASN dapat ini dapat itu, Kepala Desa tetap diam

Para Guru honorer ribut karena tidak mendapat THR, kepala desa tetap diam.

Para Guru Honorer bikin surat terbuka untuk Presiden, kepala desa juga tetap diam dan Istiqomah untuk tetap menjalankan roda pemerintahan dan memberikan pelayanan.

Ketika semua kebijakannya bahkan Pribadinya terus menerus difitnah oleh berbagai kalangan, hanya karena adanya Dana ini dana itu yang di kucurkan bagi Desa Kepala Desa kembali hanya tetap diam.

Kepala desa sadar bahwa Tuhan maha adil dia hanya mendoakan masyarakatnya dan pihak pihak yang memfitnah agar mendapat hidayah.. tidak urung tetap dia memeras otaknya mencari jalan supaya pembangunan terus berkesinambungan.

Tak di tampik bahwa memang ada beberapa Kepala Desa yang gelap hati  menyalah gunakan jabatan dan wewenang memperkaya diri sendiri, sama halnya begitu juga dengan para pejabat pejabat lain. Tapi tidaklah Bijak jika hanya karena satu Curut lalu di bakar Gabah sebilik. Kiranya tiba Tuhan bukakan nurani semua pihak betapa berat Amanah Kepala Desa.

Dapat dilihat, karena beratnya tugas di Desa dari tahun ketahun bergiliran dari desa ini ke desa itu di kecamatan ini kekecamatan itu Para Sekdes mengundurkan diri dari jabatan, para Perangkat mengundurkan diri dari jabatan, satu alasan yang sama yaitu penghasilan tidak imbang dengan beratnya beban pekerjaan.., walau ketika hal itu terjadi tetap saja ada pihak yang memandang buruk kepada Kepala Desa  karena dianggap tidak bisa membina para Perangkatnya, dan ketika hal itu terjadi tidak satu pihakpun yang mau menelaah sebab atas akibat.

Kepala desa beserta para perangkatnya  bukan tidak ingin berdemo seperti buruh, seperti Guru, ASN dan seperti Guru Honorer yang kirim surat terbuka untuk Presiden, kepala desa pun sebenarnya sama ingin hal yang sama. Tapi Kepala Desa sadar dan menyadarinya, bahwa rizki sudah Allah atur. Dan kepala desa juga sadar dan menyadarinya bahwa bukan besar kecilnya nominal yang membuat hidup bahagia, tapi rasa syukur yang akan menjadikan hati diberikan kebahagiaan serta pengabdian yang tulus yang membuat hidup jadi berguna.

Dibekali niat dan tujuan untuk menjadikan Jabatan sebagai ladang ibadah, maka semangat dalam memberikan pelayanan dan melaksanakan pembangunan itu tidak surut bukan karena nikmatnya jabatan atau karena berjatuhan harta dari dikarenakan adanya jabatan, sama sekali bukan. Fasilitas kesehatan fasilitas sosial fasilitas umum harus tersedia demi kemajuan masyarakat satu Desa, fasilitas pendidikan juga harus tersedia dengan baik,  sebagai sarana menyebarkan ilmu dan ikhtiyar mencerdaskan  anak bangsa agar mempunyai moral dan ahlaqul karimah serta taat beribadah kepada Tuhannya juga berguna bagi Bangsanya.

Mengeluh dan mengadulah kepada yang Maha menerima keluhan tanpa pilih kasih. Tidak perlu menyurati sang Presiden di tengah ribuan permasalahan dalam Negara tapi cukup buka dan baca Surat surat Nya. Janga  memanfaatkan momen politik untuk membuat Polemik dengan alasan yang egois.

Sekdes dan Perangkat Desa yang mengundurkan diri seharusnya jadi contoh bagi semua, jika memang berat dan merasa tidak mampu lebih baik lepaskan jabatan dengan cara terhormat dari pada membuat kegaduhan bahkan Demo sampai mati. Keikhlasan dan Kebijakan Kepala Desa kepada diri sendiri dalam melaksanakan kewajiban selayaknya juga jadi ayoman bagi pihak pihak di atas tanpa menuntut tanpa meminta tidak menagih namun tetap senantiasa berkarya dan mengabdi.(Iwan)
BERITA TERBARU