Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

(OPINI) STRATEGI PEMBEBASAN RABIES DI PULAU SEBESI UNTUK MENDUKUNG PARIWISATA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh: Drh. Lela Nurlaela (Fungsional Medik Veteriner Disnakeswan Propinsi Lampung)

  

Sigerindo, Bandar Lampung--Rabies merupakan penyakit hewan yang sangat menakutkan dan selalu berakhir dengan kematian. Sejak pencanangan pertama pembebasan rabies yang dilaksanakan di Cirebon pada tahun 1989, pemerintah Indonesia terus mengupayakan penekanan kasus rabies hingga titik nol. Untuk mencapai status bebas rabies, 2 (dua) tahun sebelumnya suatu daerah harus sudah menunjukkan nol kasus bagi manusia maupun hewan.

Angka kematian akibat Rabies di Indonesia masih cukup tinggi yakni 100-156 kematian per tahun, dengan Case Fatality Rate (Tingkat Kematian) hampir 100 persen. Hal ini menggambarkan bahwa rabies masih jadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Secara statistik 98% penyakit rabies ditularkan melalui gigitan anjing, dan 2% penyakit tersebut ditularkan melalui kucing dan kera.

Rabies, atau penyakit anjing gila, merupakan virus zoonosis yang menyerang otak dan saraf tulang belakang manusia dengan penularan melalui air liur hewan yang terinfeksi. Sebanyak 98 % kasus penularan rabies pada manusia berasal dari anjing. Penularannya dapat melalui gigitan, cakaran, maupun jilatan dari anjing yang terinfeksi rabies. Selain anjing, hewan lain seperti kucing dan kera juga dapat menularkan rabies.

Tantangan berat saat ini adalah masih ada provinsi yang belum bebas rabies. Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya 8 provinsi yang bebas rabies sementara 26 provinsi lainnya masih endemik rabies. Secara hitoris 8 provinsi tersebut adalahKepulauan Riau, Bangka Belitung, Papua, Papua Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan JawaTimur.

Pulau Sebesi adalah sebuah pulau yang secara administratif berada di wilayah Desa Tejang, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Berbentuk seperti gunung berapi dengan ketinggian 844 m, secara geografis pulau ini terletak di selat Sunda atau wilayah selatan perairan Lampung. Sejak dulu Pulau Sebesi sangat terkenal akan kesuburan tanahnya. Kini, selain memiliki keunggulan di sektor perkebunan, pulau ini juga sedang dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata andalan Lampung Selatan, selain Krakatau dan sejumlah pantai seperti Merak Belantung, Kalianda resort, dll. Pulau Sebesi terdiri dari 1 desa dan 4 dusun utama dan beberapa dusun kecil yang berada dibawah naungan dusun utama. Empat dusun utama tersebut adalah Dusun Bangunan, Dusun Inpres, Dusun Segenom, dan Dusun Regahan Lada.

 

Dalam hal infrastruktur, pada tahun 2002, perkerasan jalan di Pulau Sebesi mulai dibangun dengan material paving blok. Awalnya pembangunan paving ini hanya meliputi Dusun Bangunan dan Dusun Inpres saja. Lalu pada tahun 2004 mulai dibangun pula perkerasan jalan dari Dusun Inpres menuju Dusun Regahan Lada. Pembangunan perkerasan jalan terus berlanjut hingga mencapai Dusun Segenom pada tahun 2012.

Terdapat 3 dermaga semi-permanen di Pulau Sebesi. Pada tahun 2013 Pemkab Lampung Selatan dan Kementrian Perhubungan membangun dermaga beton yang mampu memfasilitasi kapal ferry. Pembangunan dermaga ini bertujuan untuk menjadikan Pulau Sebesi sebagai tujuan wisata terutama pada setiap Festival Krakatau.

Fasilitas listrik di Pulau Sebesi pada wilayah dusun-dusun utama disediakan oleh PLN.. Hal ini disebabkan oleh akses Pulau Sebesi yang tak dapat dijangkau oleh sambungan listrik dari darat / pesisir, sehingga Pulau Sebesi menggunakan generator listrik sendiri berupa PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) dari PLN.

Kehidupan perekonomian masyarakat Sebesi saat ini dapat dikatakan cukup mengalami peningkatan karena :
-Pendapatan yang cukup tinggi dari hasil penjualan biji kering kakao.
- Infrastruktur jalan / jalur utama dalam kondisi baik yang dapat dilalui oleh mobil sehingga memudahkan pengangkutan hasil bumi menuju dermaga.
- Dukungan terhadap 2 hal diatas menyebabkan cukup tingginya daya beli masyarakat hingga dalam rata-rata tiap rumah mampu membeli 1 buah sepeda motor.
- Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang melalui strategi marketing dan promosi online. Tiap minggunya minimal 100 wisatawan datang ke Sebesi.
Keempat hal diatas menyebabkan munculnya bentuk-bentuk usaha pendukung seperti bengkel, warung bensin, warung makan, warung kelontong, penginapan (villa), jasa pemandu, jasa antar barang, penyewaan alat selam permukaan (snorkling), bertambahnya jumlah kapal motor, dan permintaan jumlah awak kapal meningkat.

Potensi Pariwisata dan Pengembangan pariwisata Pulau Sebesi sudah dimulai sejak tahun 1970an. Saat itu penduduk Desa Tejang mendirikan permukiman di wilayah pinggir pantai. Pembangunan tahap berikutnya dilakukan pada tahun 1993, yaitu dengan membangun 2 buah penginapan bergaya rumah adat Lampung serta pusat perbelanjaan yang oleh masyarakat setempat sering disebut Pesanggrahan / Kantin. Setelah diperjuangkan selama 15 tahun, akhirnya pariwisata di Pulau Sebesi mengalami kemajuan yang cukup pesat.

Pulau Sebesi merupakan pulau terdekat dengan Gunung Anak Krakatau, sehingga merupakan tempat yang sangat strategis untuk mengamati aktifitas gunung anak Krakatau. Pulau ini juga terkenal dengan wisata buru dengan fasilitas yang tersedia pesanggrahan cottage dan home stay. Di Pulau Sebesi wisatawan bisa menikmati berbagai aktifitas laut dan alam seperti diving, fishing, snorkling. Disini juga dapat dijadikan tempat olahraga hiking, climbing, motor-crossing dan berburu.

 

Upaya Pembebasan Rabies di Pulau Sebesi
- Di Provinsi Lampung, berbagai upaya pengendalian penyakit zoonosis seperti rabies telah dilakukan diantaranya dengan mengeluarkan Instruksi Gubernur Lampung nomor 3 tahun 2013 tentang Gerakan Pembebasan Rabies di Provinsi Lampung.
- Diagnosa rabies di lapangan berdasarkan gejala klinis yang spesifik, sedangkan pemeriksaan sampel otak di laboratorium dilakukan untuk mendeteksi antigen melalui pemeriksaan histopatologi dengan pengecatan Hematoksilin Eosin, pengecatan Seller’s, Fluorescent Antibody Tes (FAT), uji biologis atau dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan untuk pengujian antibodi terhadap rabies dilakukan dengan ELISA.

Kebijakan dan strategi nasional untuk pemberantasan dan pengendalian Rabies yang dilaksanakan saat ini adalah melalui pelaksanaan gerakan vaksinasi missal pada hewan penular rabies (HPR) secara berkelanjutan. Selain itu, berbagai tindakan untuk mengendalikan populasi anjing, pengaturan atau pengawasan perdagangan dan lalulintas anjing, serta strategi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat.
Keberhasilan program pengendalian dan penanggulangan rabies sangat dipengaruhi oleh seberapa besar keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, baik itu keaktifan petugas kesehatan dan kesehatan hewan, perilaku pemilik hewan, partisipasi masyarakat luas, keberhasilan sosialisasi, penyediaan logistik, dan dipahaminya ekologi anjing.

- Dalam rangka pembebasan sebuah Pulau dari penyakit Rabies dilakukan surveilance selama 2 tahun berturut turut. Apabila hasil surveilance menunjukan negatif maka Pulau tersebut dapat diberikan status Bebas Rabies.
- Untuk pulau Sebesi telah dilaksanakan 2 kali surveilance yaitu pada tanggal 13-14 September 2017 dan tanggal 9-10 Mei 2018.
- Surveilance dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lampung Selatan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung dan Balai Veteriner Regional III Lampung.
- Surveilance pertama dilaksanakan di 4 dusun , dimana masing-masing dusun diambil 75 sampel, sehingga seluruh sample berjumlah 300. Untuk sample swab sebanyak 22 dan otak 3 buah. Dari hasil pemeriksaan sample darah, swab maupun pemeriksaan sample otak semuanya menunjukan hasil negatif.
- Surveilance kedua dilaksanakan di 4 dusun , dimana masing-masing dusun diambil 75 sampel, sehingga seluruh sample berjumlah 300. Untuk sample swab sebanyak 22 dan otak 5 buah.
- Selain pengambilan sample juga dilakukan KIE melalui penyuluhan kepada masyarakat dari 4 dusun tersebut. Penyuluhan juga dilaksanakan pada murid-murid SD di Pulau Sebesi.
Dari hasil Surveilance selama 2 kali, apabila hasilnya negatif, dapat dilanjutkan dengan pengusulan Pembebasan Rabies oleh Gubernur Lampung kepada Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, untuk dilaksanakan penilaian oleh Komisi Ahli Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner untuk status pembebasan Rabies.

Dalam rangka membuat Pulau Sebesi bebas Rabies dapat disimpulkan beberapa komponen yang penting, yaitu :
- Mobilisasi dan pelatihan masyarakat untuk pelaksanaan lokal dan kebijakan Nasional dalam memerangi Rabies.
- Integrasi topik Rabies dalam kurikulum sekolah
- Kampanye pendidikan
- Pendataan anjing dan vaksinasi serta pengendalian populasi anjing
- Surveilance penyakit
- Dengan adanya status Bebas Rabies, diharapkan memberikan dampat peningkatan wisatawan yang mengunjungi Pulau Sebesi dengan rasa aman dan tentram sehinggga memberikan efek ganda terhadap peningkatan status ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Pulau Sebesi.

LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL
-— Penyuluhan.
- Pendataan dan Registrasi Anjing.
- Vaksinasi.
- Observasi Hewan.
- Pengamatan dan Penyidikan.
—- Pengawasan Lalu-Lintas Hewan Penular Rabies.
- Penertiban dan Pengawasan Pemeliharaan Anjing.
- Pengobatan Penduduk yang Kena Gigitan Hewan Tersangka atau Menderita Rabies.
- Peningkatan Peran Serta Masyarakat.
-Tindakan terhadap Hewan yang tersangka atau Menderita Rabies.
-Tata Cara Pelaporan bila terdapat Persangkaan Rabies Pada Hewan.
- Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) mengajak masyarakat agar tergerak untuk melakukan vaksinasi rabies dan tahu akan bahaya penyakit rabies . KIE --Penyuluhan, memutarkan Film Rabies dan membagikan Leaflet Rabies

Beberapa faktor yang menjadi alasan kuat mengapa pemerintah berkeinginan untuk meningkatkan pariwisata antara lain :
- Semakin menurunnya peranan minyak dan gas bumi sebagai penghasil devisa
- Merosotnya nilai ekspor di sektor non minyak
- Prospek pariwisata memperlihatkan kecenderungan meningkat secara konsisten
- Potensi alam mapupun budaya yang dimiliki kaitannya sebagai modal dasar dalam perkembangan pariwisata.

BERITA TERBARU