Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Aktivasi HUT Kota Negara ke 127 Dukung Sektor Pariwisata Budayakan Lomba Layang-Layang

Sigerindo Bali - Jembrana Bertempat di Sirkuit All In One Desa Pengambengan, Kec. Negara, Kab. Jembrana, telah berlangsung kegiatan lomba layang-layang yang ke-8 (depalan) dalam rangka menyambut HUT Kota Negara yang ke-127 dan HUT RI yang ke-77. Pada kesempatan tersebut Wakapolres Jembrana Kompol Losa Lusiano Araujo, S.I.K. turut hadir memeriahkan kegiatan bersama Bupati Jembrana, Dandim 1617/Jembrana, Danyon 741/GN Jembrana, Sekda Kab. Jembrana beserta jajaran Forkopimda lainnya, Sabtu (13/8/22)

Dari Ketua Panitia lomba layang-layang tersebut mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bupati Jembrana karena telah menyiapkan tempat bagi pecinta penggemar/penghobi layang-layang untuk dapat melestarikan seni dan budaya tradisional yang masih hidup di masyarakat Jembrana melalui kegiatan lomba ini. "Tentunya ini untuk berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan model layang-layang yang siap dilombakan yang memberikan hiburan kepada masyarakat, ditambah peserta lomba yang ikut sekarang berasal dari luar Kabupaten Jembrana yaitu Kabupaten/Kota se-Bali," jelas Ketua Panitia

Bupati Jembrana I Nengah Tamba, S.H. pada kesempatan tersebut menyampaikan, ditempat ini saya merancang sebagai satu sirkuit tempat atraksi budaya, kedepan karena di tanah yang luasnya 4 hektar ini kami berhasil memohon anggaran ke pemerintah pusat yaitu ke kementerian pariwisata dan telah dibantu dengan anggaran hampir 5 miliar rupiah bangunan yang kita buat disini adalah yang akan mendukung daripada kegiatan seluruh kegiatan aktraksi budaya Kabupaten Jembrana. "Bahkan saya punya cita-cita di akhir tahun ini kita tidak akan lagi melakukan kegiatan di kota sedangkan semua terfokuskan disini," ucapnya

Bupati I Nengah Tamba mengatakan bahwa Sirkuit Al In One yang berada di Desa Pengambengan ini merupakan tempat yang satu-satunya ada di Kabupaten Jembrana dan segala bentuk kegiatan masyarakat seperti perlombaan, budaya, dan acara keagamaan akan dipusatkan di Sirkuit Al In One Desa Pengambengan

"Sirkuit ini harus selesai pada bulan Desember sehingga perayaan tahun baru 1 Januari 2023 segala bentuk kegiatan dilaksanakan di Sirkuit Al In One ini," imbuh Bupati Tamba

Kemudian acara dilanjutkan dengan dibukanya perlombaan layang-layang dan dilepas oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba, S.H., Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf Teguh Dwi Raharja, S.Sos., dan Wakapolres Jembrana Kompol Losa Lusiano Araujo, S.I.K

Saat dikonfirmasi disela-sela kegiatan tersebut, Wakapolres Jembrana Kompol Losa Lusiano Araujo, S.I.K. menerangkan bahwa dalam kegiatan perlombaan tersebut berlangsung selama dua hari dari tanggal 13 s.d 14 Agustus 1022, dengan peserta lomba yang terdaftar mengikuti perlombaan layang-layang sebanyak 100 peserta

Jenis kategori layang-layang yang diperlombakan diantaranya Layangan Celepuk, Layangan Sawangan, Layangan Bebean, Layangan Kreasi bebas, Layangan Buntut, dan layangan Jangan

"Dalam pelaksanaan kegiatan telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dan dilaksanakan pengamanan oleh personil Polres Jembrana yang diback up oleh TNI dan Pol PP Pemkab Jembrana. Kegiatan lomba dihari pertama sudah berlangsung dan berjalan dengan aman, tertib, dan lancar," jelas Wakapolres

Sumber Berita Utama : Iskandar & Tatag Tatag.

Untuk Menggenapi Potensi HUT Kota Negara, HUT RI Ke 77 dan segala Peluang yang terangkai dengan beragam kegiatan di Kota Nagara dan Kabupaten Jembrana, Kita tambahkan 2 Catatan Penting, untuk Bahan Referensi, Kita mengolah segenap Potensi yang terkandung di dalamnya.

Catatan Pertama : Asal Usul Kota Nagara Jembrana Yang Luar Biasa :
[ Pentingnya Mengenal Potensi Sejarah Kota dan Kabupaten ]

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis dapat di interprestasikan bahwa munculnya komunitas di Jembrana sejak 6000 tahun yang lalu. Dari perspektif semiotik, asal-usul nama tempat atau kawasan mengacu nama-nama fauna dan flora. Munculnya nama Jembrana berasal dari kawasan hutan belantara (Jimbar-Wana) yang dihuni raja ular (Naga-Raja). Sifat-sifat mitologis dari penyebutan nama-nama tempat telah mentradisi melalui cerita turun-temurun di kalangan penduduk. Berdasarkan cerita rakyat dan tradisi lisan (folklore) yang muncul telah memberi inspirasi di kalangan pembangun lembaga kekuasaan tradisional (raja dan kerajaan)

Raja dan pengikutnya yaitu rakyat yang berasal dari etnik Bali Hindu maupun dari etnik non Bali yang beragama Islam telah membangun kraton sebagai pusat pemerintahan yang diberi nama Puri Gede Jembrana pada awal abad XVII oleh I Gusti Made Yasa (penguasa Brangbang). Raja I yang memerintah di kraton (Puri) Gede Agung Jembrana adalah I Gusti Ngurah Jembrana. Selain kraton, diberikan pula rakyat pengikut (wadwa),busana kerajaan yang dilengkapi barang-barang pusaka berupa tombak dan tulup. Demikian pula keris pusaka yang diberi nama "Ki Tatas" untuk memperbesar kewibawaan kerajaan. Tercatat bahwa ada tiga orang raja yang berkuasa di pusat pemerintahan yaitu di Kraton (Puri) Agung Jembrana

Sejak kekuasaan kerajaan dipegang oleh Raja Jembrana I Gusti Gede Seloka, Kraton (Puri) baru sebagai pusat pemerintahan dibangun. Kraton (Puri) yang dibangun itu diberi nama Puri Agung Negeri pada awal abad XIX. Kemudian lebih dikenal dengan nama Puri Agung Negara. Patut diketahui bahwa raja-raja yang memerintah di Kerajaan Jembrana berikutnya pun memusatkan birokrasi pemerintahannya di Kraton (Puri) Agung Negara. Patut dicatat pula bahwa ada dua periode birokrasi pemerintahan yang berpusat di Kraton (Puri) Agung Negara

Munculnya nama-nama Jembrana dan Negara hingga sekarang, memiliki arti tersendiri dari perspektif historis. Rupanya nama-nama yang diwarisi itu telah dipahatkan pada lembaran sejarah di Daerah Jembrana sejak digunakan sebagai nama Kraton (Puri) yaitu Puri Gede / Agung Jembrana dan Puri Agung Negeri Negara. Oleh Karena Kraton atau Puri adalah pusat birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional, maka dapat dikatakan bahwa Jembrana dan Negara merupakan Kraton-kraton (Puri) yang dibangun pada permulaan abad XVIII dan permulaan abad XIX adalah tipe kota-kota kerajaan yang bercorak Hinduistik. Jembrana sebagai sebuah kerajaan yang ikut mengisi lembaran sejarah delapan kerajaan (asta negara) di Bali

Sejak 1 Juli 1938, Daerah (Afdeling, regentschap) Jembrana dan juga daerah-daerah afdeling (Onder-afdeling, regentschap) lainnya di Bali ditetapkan sebagai daerah-daerah swapraja (Zelfbestuurlandschapen) yang masing-masing dikepalai oleh Zelfbestuurder (Raja). Raja di Swapraja Jembrana (Anak Agoeng Bagoes Negara) dan Raja-raja di swapraja lainnya di seluruh Bali terlebih dahulu telah menyatakan kesetiaannya terhadap pemerintah Gubernemen

Anak Agung Bagoes Negara memegang tampuk pemerintahan di swapraja Jembrana secara terus-menerus selama 29 tahun meskipun terjadi perubahan tatanegara dalam sistem pemerintahan. Kepemimpinannya di Jembrana berlangasung paling lama dibandingkan dengan kepemimpinan yang dipegang oleh pejabat-pejabat pelanjutnya

Selama kepemimpinannya pula, dua nama yaitu Jembrana dengan ibukotanya Negara senantiasa terpateri dalam lembaran sejarah pemerintah di Jembrana, baik dalan periode Pendudukan Jepang (Tahun 1943-1945), peiode Republik Indonesia yang hanya beberapa bulan (Tahun 1946-1950) maupun pada waktu kembali ke periode bentuk Negara Indonesia Timur (Tahun 1946-1950) maupun pada waktu kembali ke periode bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (Tahun 1950-1958)

Jabatan Bupati Kepala Daerah Swatantra Tingkat II Jembrana untuk pertama kalinya dijabat oleh Ida Bagus Gede Dosther dari tahun 1959 sampai tahun 1967. Pada periode selanjutnya jabatan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jembrana dijabat oleh Bupati Kapten R. Syafroni (Tahun 1967-1969); Pjs Bupati Drs. Putu Suasnawa (11 Maret - 30 Juni 1969); Bupati I Ketut Sirya (30 Juli 1969-31 Juli 1974); Pjs Bupati Drs. I Nyoman Tastra (31 Juli 1974 - 28 Juli 1975); Bupati Letkol. Liek Rochadi (28 Juli 1975 - 26 Agustus 1980); Bupati Drs. Ida Bagus Ardana (26 Agustus 1980 - 27 Agustus 1990); Bupati Ida Bagus Indugosa,S.H Selama dua kali masa jabatan (27 Agustus 1990 - 27 Agustus 1995 dan dari 27 Agustus 1995 - 27 Agustus 2000); Plt Bupati I Ketut Widjana, S.H (28 Agustus 2000 - 15 Nopember 2000), Prof.Dr.drg. I Gede Winasa menjabat sebagai Bupati Jembrana selama dua periode (15 Nopember 2000 - 10 Oktober 2010) dan I Putu Artha SE, MM. sejak 16 Februari 2011, dilanjutkan oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba sekarang ini

Dapat dikatakan bahwa, sejak gelar "Bupati" yang mengepalai pemerintahan di Daerah Tingkat II Jembrana untuk pertama kali diberlakukan pada tahun 1959 sampai saat ini, nama "Negara" sebagai ibukota Daerah Kabupaten Jembrana tetap dilestarikan.

Catatan Kedua: Pemberdayaan UMKM Jembrana Oleh Bupati Jembrana
[ Pentingnya Sinergitas Kepemimpinan Bupati dan Aktivitas Masyarakat Potensial ].
Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengucapkan terima kasih kepada Ketua MPR RI Bambang Soesatyo beserta rombongan yang sudah hadir

Bupati Jembrana I Nengah Tamba, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama keluarga mencicipi kuliner khas Jembrana dalam acara pameran Bali Bangkit V, Selasa (21/12/2021). (foto: HumasJbr)

“Kehadiran beliau tentu menjadi hal yang luar biasa. Tadi langsung saya ajak menikmati berbagai kuliner khas Jembrana, dan Astungkara beliau menikmatinya,” terangnya.

Tamba juga mengapresiasi seluruh pihak dalam terselenggaranya Pameran Bali Bangkit, utamanya ibu-ibu dari UMKM Kabupaten Jembrana yang sudah ikut terlibat.
Editor dan Penyelaras Akhir : Kadek Dongker & Guntur Bisowarno MMGroup
BERITA TERBARU