Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting


Langkah Nyata Pemprov Lampung Bangun Kesadaran Lingkungan Melalui Gerakan Eco-Office

Sigerindo Bandar Lampung -- Rahmat Mirzani Djausal  Gubernur Provinsi Lampung menegaskan kembali komitmennya terhadap tata kelola lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Pengelolaan sampah adalah isu fundamental dengan tantangan yang masih besar. Gubernur menekankan perlunya komitmen kuat dari seluruh jajaran pemerintah daerah untuk menghadapinya

“Pengelolaan sampah adalah isu fundamental yang menentukan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat kita. Berdasarkan data yang ada, kita harus mengakui bahwa tantangan yang kita hadapi masih besar, namun harus kita hadapi dengan komitmen yang kuat,” ujar Gubernur diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintah, Hukum dan Politik Achmad Saefulloh menjadi pembina apel mingguan, di Lapangan Korpri, Senin, 3 November 2025

Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi Lampung berfokus pada upaya percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PSel) Regional Lampung, serta mendorong pembentukan Bank Sampah Unit di setiap RW dan Bank Sampah Induk di setiap Kecamatan. Upaya ini juga mencakup dorongan untuk melaksanakan kegiatan pilah dan olah sampah mulai dari tingkat sumber, seperti rumah tangga, pasar, dan perkantoran.

Gubernur Lampung Mirza  menjelaskan bahwa efisiensi energi dan air ditekankan sebagai kunci dari kantor yang ramah lingkungan. Seluruh peserta apel diminta untuk segera menerapkan langkah-langkah praktis, seperti mematikan lampu dan AC apabila ruangan tidak dipergunakan setelah jam kerja, serta menggunakan peralatan elektronik yang hemat energi seperti lampu LED

Selain itu, konservasi air harus dilakukan dengan segera memperbaiki kebocoran pipa dan kran, serta membuat lubang resapan air hujan atau lubang biopori

Terkait dengan pengurangan sampah, Gubernur menghimbau untuk menerapkan Paperless Office dalam kegiatan administrasi dan persuratan kantor. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil dan konsisten. Seluruh pegawai diwajibkan membatasi dan mengganti penggunaan kemasan sekali pakai dengan menggunakan tumbler dan reusable bag

Lebih lanjut, setiap unit kerja diminta memastikan ketersediaan tempat sampah terpilah yang memadai, minimal untuk tiga jenis sampah: Organik (Hijau), Anorganik (Kuning), dan Bahan Berbahaya dan Beracun (Merah). Sampah organik diharapkan dapat diolah menjadi kompos, eco-enzyme, atau pakan maggot

Sebagai penutup, Gubernur menyampaikan bahwa penerapan Eco-Office harus menjadi budaya kerja baru yang menunjukkan kepedulian terhadap keberlanjutan. Beliau mengajak seluruh pegawai agar semangat eco-office tidak berhenti di kantor, namun dibawa hingga ke rumah tangga

“Penerapan Eco-Office bukan hanya sekadar aturan, tetapi sebuah budaya kerja baru yang menunjukkan kepedulian kita terhadap keberlanjutan. Mari kita bersama-sama mewujudkan Pemerintah Provinsi Lampung yang efisien, bertanggung jawab, dan menjadi pelopor lingkungan hidup yang lestari,” tutup Gubernur Lampung Mirza (*)
BERITA TERBARU