Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Reog tak Akan Terkikis Oleh Zaman "Tetap Kita Fasilitasi" Kata Kabidbud Hamam Santoso


Sigerindo Musirawas - Seiring kemajuan zaman yang kian modern, kesenian Reog Ponorogo nampaknya masih tetap eksis di masyarakat. Bahkan, setiap kali ada tontonan kesenian tradisional ini, ratusan masyarakat pecinta reog ponorogo selalu memadati lokasi pertunjukan.

Contohnya di Desa V Surodadi Kecamatan Tugumulyo, saat ada warga yang menggelar hajatan dengan hiburan reog ponorogo, nampak ramai dikerumuni warga, baik dari Desa Surodadi sendiri maupun desa tetangga. Bukan hanya orang dewasa saja, namun kalangan anak-anak terlihat asyik menyaksikan acara ini.

"Memang kalau ada acara hiburan reog ponorogo selalu ramai, karena memang banyak sekali yang suka dengan hiburan ini," ungkap Koko (30), warga Surodadi, Jumat (20/10).

Ia menyampaikan, untuk kesenian reog ponorogo di desanya memang sudah ada grup tersendiri. Namun, beberapa pemain seperti penari masih mengambil dari desa maupun kecamatan lain, karena memang untuk grup reog ponorogo memiliki persatuan yang sangat kuat.

"Pemainnya bukan dari desa kami saja, namun ada juga dari desa maupun kecamatan lain. Semakin banyak penarinya, maka semakin ramai orang yang menonton," jelasnya.

Diakuinya, dibandingkan dengan hiburan organ tunggal (OT), hiburan reog ponorogo tak kalah saingan. Bahkan, jika dibandingkan dengan jumlah penonton, masih ramai penonton reog ponorogo dibandingkan OT.

"Di Merasi ini kan banyak orang jawa, jadi banyak yang hobi hiburan ini. Bukan hanya ini saja, tapi kesenian kuda kepang juga tak kalah ramainya, tak kalah sama orgen tunggal," kata dia.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Musirawas, Hamam Santoso mengaku, saat ini baru 43 grup kesenian kuda kepang yang terdaftar di Dinas Pariwisata Kabupaten Musirawas.

"Jumlah grup kesenian kuda kepang atupun reog ponorogo di Kabupaten mencapai ratusan. Hanya saja, untuk daerah terpencil yang terkendala transportasi, mereka belum melakukan pendaftaran," kata dia.

Dijelaskannya, untuk syarat pendaftaran ke Kemendikbud dan akan mendapatkan fasilitas. maka grup harus memilik akta notaris, NPWP, ADART, Surat terdaftar dari Disbudpar Kabupaten, KK, Foto Copy KTP, Pas Photo Ketua, Seketraris, Bendahara dan Anggota.

"Namun, kalau hanya terdaftar di Disbudpar tidak harus ada Akta Notaris juga bisa. Jika suatu grup sudah terdaftar, maka dapat mengajukan kelangkapan alat, pendaftaran ke Kemendikbud bisa dilakukan secara langsung maupun melalui via email," jelasnya.

Sementara, untuk daerah yang cukup jauh seperti Lakitan, BTS Ulu maupun Muara Kelingi, sebagian besar belum terdaftar ke Disbudpar Musirawas.  

"Kuda kepang dan reog merupakan komunitas jawa dan ada organisasinya, makanya kita berikan fasilitas bagi mereka walaupun belum sepenuhnya. Selama ini, kami telah memberikan bantuan  kepada grup kuda kepang, sementara bantuan yang dari pusat dari Kementrian PDT untuk reog ponorogo baru di Mataram dan Megang Sakti. Dibandingkan dengan daerah lain, disini lebih pesat seperti di Tugumulyo, Megang Sakti, Purwodadi, Jayaloka, Tuah Negeri dan Kecamatan Sukakarya. Karena, di daerah tersebut memang banyak terdapat keturunan suku jawa," ungkapnya.(FRM)
BERITA TERBARU