Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Babi Tidak Seharusnya Dimakan, Ini Alasannya


Sigerindo Lifestyle - Ini adalah fakta yang sebenarnya diketahui banyak orang, bahwa dalam teks 3 agama besar di dunia, agama samawi yang dianut hampir separuh penduduk dunia melarang makan daging babi.
Daging babi disebut najis, tidak halal dan bahkan dalam salah satu kitab agama disebut berulang-ulang di banyak teks kita sucinya yang bahkan disentuhpun tidak boleh.

Meski dalam teks 3 agama samawi tersebut tidak disebutkan alasannya, namun diyakini babi adalah hewan yang penuh dengan penyakit. Benarkah demikian?

Ternyata jawabannya benar dan dunia sains telah membuktikannya. Apa akibat makan daging babi dan mengapa daging hewan ini tidak seharusnya dimakan manusia.

Meskipun sains dan agama jarang memiliki perspektif yang sama, namun ada banyak alasan ilmiah yang berlaku untuk kecaman religius terhadap daging babi ini. Babi benar-benar kotor, binatang najis yang makan hampir semua hal, termasuk makanan busuk, air kencing, kotoran, bangkai yang penuh dengan belatung dan bahkan pertumbuhan kanker.

Tapi permasalahan utamanya bukan di situ, sebenarnya sekotor apapun hewan itu, tidak akan jadi masalah bagi manusia jika hewan tersebut memiliki sistem pencernaan yang dapat secara efektif mengeluarkan racun dari tubuh mereka. Masalahnya, babi tidak memiliki sistem pencernaan yang seperti itu.

Pada sapi, domba dan kambing, untuk dapan  mencerna makanan vegetarian mereka, maka ketiga hewan itu butuh 24 jam untuk mencernanya. Namun hal itu tidak terjadi dengan babi, babi hanya mencerna makananya dalam 4 jam saja. Seperti dilansir sigerindo dari laman naturalnews.com. Itu tidak cukup lama untuk membuang racun berlebih, jadi toksin tersebut tersimpan di dalam sel lemak dan organ babi itu sendiri.

Ricky Jenihansen B
BERITA TERBARU