Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Warganya Di Keluarkan PT. AKG, Kakam Tidak Tau Menau Itu Urusan Perusahaan

Sigerindo Way Kanan-Kepala Kampung Bumi Agung Nurwawi tak menghiraukan atas apa yang terjadi dengan warganya, di mana beberapa hari yang lalu 13 pekerja di intimidasi mengundurkan diri oleh Haris Pimpinan PT. Adhi Karya Gemilang (AKG) Anak perusahaan Sungai Budi Group atau yang lebih dikenal dengan Bumi Waras (BW), hal ini disampaikannya melalui via telepon selular.

"Ee… kek gini kita kan gak ada hubungan dengan AKG kita gak ada sangkut pautnya dengan AKG" jawab Nurwawi.

Nurwawi pun mengakui dan mengetahui bahwa ada warganya yang dikeluarkan oleh perusahaan secara sepihak dengan membuatkan surat pengunduran diri kepada 13 pekerja di perusahaan tersebut.

Namun sangat disayangkan Kakam terkesan cuek dengan apa yang menimpa warganya tersebut.

"Klo saya ga ada tindakan" ujar Nurwawi, ia pun mengatakan bahwa pihak perusahaan hingga saat ini tidak ada yang menghubunginya.

Sebelumnya, dikutip dari salah satu pemberitaan media yang beredar yaitu Lampung Undercover,
bahwa sebelum dikeluarkannya surat pengunduran diri oleh PT. AKG, 13 pekerja telah membuat surat pernyataan bertanda tangan diatas materai untuk bertanggung jawab dan siap menerima sanksi material, "kami sudah bikin surat pernyataan, disuruh mulangin duit, tapi kami masih disuruh mengundurkan diri, kami juga sama sekali tidak mendapatkan surat peringatan."

Namun hal tersebut disangkal oleh Haris, menurutnya ia tidak tau menau mengenai surat pernyataan tersebut karena permasalahan 13 pekerja tersebut telah di ambil alih oleh tim audit, akan tetapi pimpinan PT. AKG tanpa mengeluarkan surat peringatan terlebih dahulu kepada pekerja, langsung mengeluarkan surat pengunduran diri untuk di tandatangani 13 pekerja.

Sementara itu para pekerja menambahkan "ya, pernah ada juga kasus yang menyangkut keuangan dengan nominal lebih besar, bahkan sudah setahun lebih permasalahan tersebut masih belum selesai akan tetapi hingga detik ini yang bersangkutan masih tetap bekerja di perusahaan tersebut".

Para 13 pekerja mempertanyakan jalinan antar perusahaan dengan pemerintah setempat. "Kok gak ada pembicaraan dengan pemerintah setempat ya (kepala kampung), dimana kami ini warga pribumi asli loh." tutup pekerja. (Tim)
BERITA TERBARU