Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

POTENSI PEMBELAJARAN BERBASIS KECAKAPAN HIDUP UNTUK MENGEMBANGKAN SKILL PESERTA DIDIK ABAD 21

Sigerindo Padang - Abad 21 merupakan abad yang menantang di berbagai bidang kehidupan sebab di abad ini kehidupan masyarakat bergantung pada teknologi yang berkembang begitu cepat. Informasi dan komunikasi mudah diserap dan diterima oleh siapapun sehingga masyarakat harus dibekali dengan berbagai skill agar bisa menghadapi tantangan abad 21. Skill tersebut bisa didapatkan salah satunya melalui dunia pendidikan. Skill yang diharapkan tidak hanya bertumpu pada pengetahuan saja, akan tetapi kemampuan berfikir kritis, kreatif kolaborasi dan komunikasi (keterampilan 4C) merupakan hal yang harus dikuasai untuk menghadapi tantangan abad 21. Skill tersebut harus semaksimal mungkin bisa dimiliki oleh peserta didik agar bisa menghadapi tantangan zaman abad 21 agar peserta didik mampu berkompetisi di dunia kerja nantinya.
Namun, kenyataan di lapangan harapan pembelajaran abad 21 masih jauh dari kenyataan. Salah satu keterampilan 4C yang harus dikuasai oleh peserta didik seperti keterampilan berfikir krtis masih rendah. Setelah dilakukan observasi pada salah satu sekolah menengah atas diperoleh kemampuan berfikir kritis peserta didik masih jauh dari harapan. Lebih dari lima puluh persen peserta didik memiliki kemampuan berfikir kritis yang rendah. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut perlunya menanamkan dan menerapkan kecakapan hidup pada proses pembelajaran. Pembelajaran kecakapan hidup merupakan pembelajaran yang membuat peserta didik mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya.

Menurut tim broad base education, “kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki oleh seseorang agar mampu dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan tanpa merasa tertekan sehinga mampu menenmukan solusi dan mengatasinya”. Secara umum kecakapan hidup terdiri dari kecakapan hidup generik dan spesifik. Kecakapan hidup generik merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Contohnya kecakapan sosial dan personal. Kecakapan hidup spesifik merupakan kecakapan hidup yang berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan, salah satu contohnya yaitu kecakapan akademik. Pembelajaran berbasis kecakapan hidup akan menghasilkan peserta didik yang mandiri dan berkualitas pada proses pembelajaran. Pada pembelajaran tersebut peserta didik akan memiliki kecakapan mengenal diri, kecakapan berfikir, kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerja sama, sehingga skill yang diharapkan sesuai tuntutan abad 21 akan terwujud.

Pentingnya pembelajaran berbasis kecakapan hidup pada pembelajaran fisika tidak hanya menjawab tuntutan abad 21. Akan tetapi adanya relevansi kurikulum 2013 dengan kebutuhan peserta didik di era revolusi 4.0. Peserta didik bisa mendapatkan kecakapan personal melalui kegiatan yang ada disekolah baik itu intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Kecakapan berfikir dapat dilihat dari keaktivan dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran. Kecakapan berkomunikasi bisa didapatkan secara langsung pada kegiatan interaksi sosial. Misalnya ketika proses belajar mengajar di dalam kelas, jika terjadi interaksi dua arah antara guru dengan peserta didik maka otomatis secara tidak langsung akan merangsang kecakapan berkomunikasi bagi peserta didik.

Pembelajaran berbasis kecakapan hidup dapat terealisasikan dengan baik apabila karakteristik guru dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan abad 21. Menurut Ragwan Alaydrus, setidaknya guru harus memliki karakteristik life long learner (pembelajar seumur hidup), kreatif dan inovatif, mengoptimalkan teknologi, reflektif, kolaboratif, menerapkan student center, dan pendekatan diferensiasi pada proses pembelajaran. Sehingga menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi way of thinking, ways of working, tools for working dan skills for living.

Kompetensi way of thinking merupakan kemampuan berfikir yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kompetensi ways of working adalah kemampuan peserta didik mampu bersaing di dunia kerja nantinya. Kemampuan peserta didik terhadap penguasaan ICT disebut dengan tolls for working sedangkan kompetensi skills for living merupakan kemampuan peserta didik untuk menjalani kehidupan di abad 21. Oleh karena itu dengan adanya pembelajaran berbasis kecakapan hidup diharapkan dapat menghasilkan generasi yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang diinginkan kurikulum 2013 dan tuntutan abad 21

Oleh Rif’il Husniyah
Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika
Universitas Negeri Padang
BERITA TERBARU