Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DPRD Metro Gelar Rapat Paripurna HUT Kota Metro Ke 85

Sigerindo,Kota Metro – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro melontarkan intrupsi saat rapat paripurna Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Metro ke-85 baru dimulai di gedung dewan setempat,Kamis (9/6/2022)

Sejumlah anggota DPRD Kota Metro mencecar persoalan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) yang dikeluhkan masyarakat serta polemik baru Festival Bumi Sai Wawai (BSW).
Ketua DPRD Kota Metro Tondi MG Nasution mengentikan sementara sambutannya saat membuka rapat paripurna setelah mendapat intrupsi dari Ketua Fraksi Demokrat, Basuki Rahmat

Setelah selesai melontarkan intrupsinya, rapat paripurna dilanjutkan dengan pembacaan sejarah
berdirinya Kota Metro hingga HUT ke 85. Kemudian intrupsi serupa datang kembali dari anggota fraksi
Demokrat Amrullah

Amrullah mencecar polemik festival BSW yang dinilai mengaburkan sejarah berdirinya Kota Metro.
Selain itu, Amrullah juga meminta Walikota Metro, Wahdi untuk tidak lagi menggelar kegiatan festival
BSW dan mengembalikan kegiatan sejarah Kota Metro dalam bentuk festival Putri Nuban

Dalam rapat paripurna tersebut, Ketua Fraksi Demokrat, Basuki Rahmat meminta Pemerintah Kota
(Pemkot) Metro Metro mengembalikan nilai pajak yang harus dibayarkan masyarakat ke tahun 2021.

“Pertama rekomendasi kami mengembalikan nilai pajak PBB-P2 di masyarakat, yang mengalami
kenaikan dikembalikan ke tahun 2021, sementara yang mengalami penurunan itu tetap diturunkan,”
bebernya

Basuki juga menyoroti ketetapan yang berubah sepihak setelah kesepakatan hearing dengan Pemkot
yang menyepakati pemberian stimulus ke wajib pajak sebanyak 80 persen

“Kedua, pemberian stimulus kami sepakati 80 persen, tapi setelah terbitnya SK kedua dari Walikota
ternyata rapat dengar pendapat itu tidak satupun yang di akomodir oleh eksekutif, hanya dinaikkan 10
persen.Jadi pointnya, dengan pemberian kenaikan stimulus 10 persen ini tidak berpengaruh banyak
terhadap teriakan masyarakat. Karena kami menyakini bahwa perhitungan-perhitungan itu tidak pada
semestinya,” imbuhnya

DPRD juga menuding, angka perhitungan pajak yang disampaikan tidak sesuai dengan realita yang ada dimasyarakat. Pihaknya masih menemukan persoalan pajak yang memberatkan warga Kota Metro.

“Karena melihat realita di lapangan, kenaikan ada yang mencapai 300 sampai 1.000 persen. Eksekutif
memberikan dalih akan memberikan blangko keberatan, kami tidak yakin obyek pajak mempu
berargumentasi dengan apa yang mereka alami. Karena saya fikir angka-angka yang disampaikan tidak
realistis. Saya berikan contoh yang saya bawa, ini mengalami kenaikan 800 persen, intinya begini, saya
tidak melihat lagi pintu untuk kami membela masyarakat untuk dialog karena sudah terbit SK yang
kedua,” tambahnya

Ia meminta Pemkot Metro untuk melakukan evaluasi kembali terhadap SK PBB-P2 yang baru
dikeluarkan. Menurutnya, beban pajak yang telah ditetapkan dalam SK tersebut memberatkan
masyarakat

“Mohon ini menjadi renungan kita bersama bahwa kami peduli dengan rakyat yang hari ini menjerit
membayar pajak. Untuk sekiranya kenaikan pajak di evaluasi,” pungkasnya.

Intrupsi lain dalam paripurna HUT Metro ke-85 juga dilontarkan Anggota DPRD lainnya. Sekertaris
Komisi I DPRD Kota Metro, Amrullah menuding Pemkot berupaya mengaburkan sejarah dengan
menggelar Festival BSW sebagai pengganti festival Putri Nuban

“Proses daripada sejarah yang baru saja kita dengarkan, maksud dan tujuan kenapa nama Putri Nuban
dalam festival-festival terdahulu adalah untuk menghargai sejarah,” tuturnya

“Pak Wali jangan bicara soal perda tentang cagar budaya dan jangan bicara soal sejarah kalau bapak
tidak mencoba belajar dan memahami sejarah. Jangan sampai seperti ingin merubah tugu pena,
merubah menjadi nama yayasan Iqro, yayasan yang bapak miliki itu terjadi berulang-ulang,” lanjutnya.

Amrullah juga menekankan Pemkot untuk tidak lagi menggelar festival BSW pada tahun 2023 yang
bertepatan pada HUT Metro ke-86 mendatang

“Kita jangan bicara soal pencitraan, tetapi juga belajar sejarah. Catatan untuk kedepan, tidak ada lagi
festival Bumi Sai Wawai, tetapi dikembalikan kepada asal daripada sejarah tanah di Kota Metro ini,”
cetusnya

Usai paripurna tersebut, Walikota Metro saat di konferensi awak media enggan beri keterangan prihal
intrupsi sejumlah anggota DPRD. Ia meminta awak media mengkonfirmasi Sekda Kota Metro, Bangkit
Haryo Utomo

Dalam Rapat pari purna kali ini dihadiri Seluruh Anggota DPRD kota metro yang berjumlah dua puluh
lima ( 25 ) orang (Rilis/Toni)
BERITA TERBARU