Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TONGGAK BUDAYA PERADABAN NUSANTARA JAYA INDONESIA RAYA ZAMAN KEEMASAN

Sigerindo Bali --- Satu Kata Luar Biasa Penari dan caleg Perindo dengan nomer urut dua
I PUTU EKA MAHARDIKA S.IP.M.AP, ternyata pemilik sanggar Nyuh Gading berdiri sejak tahun 2016

Eka Mahardika juga pernah sebagai Runner up II pemuda pelopor bidang pendidikan provinsi Bali.
Tokoh generasi muda Eka Mahardika telah mengimplementasikan kepribadiannya dalam bentuk keakhlian dia menarikan tari " Arsa Wijaya"

Menurut Eka tarian ini sarat akan makna yang mencakup hubungan manusia dengan alam semesta dan sang hyang widhi

Respek pada hukum alam pasti dapat menertipkan,mendisiplinkan diri otomatis keseimbangan jiwa raga kita akan membuahkan pikiran positip yang bijaksana dan amanah,ujar Eka kepada Biyung Ar,wakil ketua 1 Perempuan Nusantara Pecinta Gaya (PNPG)

Biyung AR pun sepaham dengan adanya perpaduan dua keilmuan yaitu ilmu fisik dan ilmu spirit fisik jelas dapat memicu kecerdasan pikir manusia sehingga memudahkan manusia untuk berinteraksi baik dengan spirit pancasilais khususnya sila pertama ketuhanan yang maha esa, spirit alam dan spirit hubungan sosial antar manusia

Tari topeng "Arsa Wijaya", penampilannya diiringi gamelan gending tetabuhan jaran sirig musik mengalun lembut tenang teduh melodinya dan gerak karakter tariannya lembut feminin.
Perhatikan tatapan tajam sang penarinya berbinar binar penuh kasih dengan bibir berkumis yang sedikit terbuka senyumnya yang menawan tidak menggoda melainkan kemudian gerakkan tarian tersebut jadi berubah yang mengandung karakter maskulin disitu memancarkan kharismatik aura lewibawaan setelah adanya narasi puja puji diiringi alunan vokal tandak para pe nasar yang menyongsong dengan takzimnya
Tarian "Arsa Wijaya " merupakan kreasi yang idenya muncul berdasarkan guratan sejarah yang bersumber dari babad, semi sejarah, legenda ,sejarah di zaman kerajaan Majapahit yang rajanya bernama Hayam Wuruk.
Atau bisa juga penggambaran raja Dalem Waturenggong , Sri Asta Sura Ratna bumi Banten disekitar abad XIV

Pesan inti penampilan tarian " Arsa Wijaya" adalah bila kamu terpilih menjadi Pemimpin jadilah pemimpin yang tidak sempit sudut pandangnya berwawasanlah yang lebih luas, yang universal tanpa mengesampingkan amanah dari rakyat

Disaat berkuasa jadilah penguasa yang bijaksana sejahterakan rakyat dan tegakan hukum seadil adilnya sehingga rakyatpun otomatis jadi disiplin menghormati menghargai.
Martabat raja panutan atau penguasa yang kharismatik akan ditinggikan dan dicintai oleh rakyatnya tersebut tandasnya
Penulis; Biyung AR
Episode 1
TARI TOPENG " ARSA WIJAYA"
BERITA TERBARU