Banjir Bandang dan Tanah Longsor Meluluh lantakkan Aceh, Muallem Prihatin Melihat Kondisi Masyarakat
Sigerindo Banda Aceh -- Banjir bandang dan tanah longsor yang meluluhlantakkan sejumlah kabupaten dalam beberapa pekan terakhir. Gubernur Aceh Muzakir Mana merasa prihatin menyaksikan penderitaan rakyat Aceh. Sabtu 7/12/2025
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyampaikan, bahwa pada hari ke-25 sejak saya menetapkan status darurat bencana pada 27 November 2025, kita masih merasakan luka yang dalam
Banjir bandang dan tanah longsor yang meluluhlantakkan sejumlah kabupaten dalam beberapa pekan terakhir seperti tsunami kedua bagi kita
"Saya sendiri tak kuasa menyembunyikan keprihatinan ketika menyaksikan langsung penderitaan rakyat. Berat hati saya melihat rakyat seperti ini. Banyak yang kehilangan rumah, tanah, dan masa depan dalam sekejap." Katanya
Lanjutnya, Kita tahu penyebabnya adalah akibat hutan Aceh telah ditebang, sawit merajalela, monokultur pinus mengeringkan tanah, tambang meracuni sungai
Dan lebih menyedihkan lagi, deforestasi juga terjadi di Kawasan Ekosistem Leuse. Padahal Leuser telah menjadi benteng pertahanan hidup kita, Leuser juga menjadi rumah bagi gajah, harimau, orangutan, dan ribuan spesies lain. Ia adalah benteng air, benteng udara, benteng kehidupan
"Tetapi kini, Leuser pun ikut terluka. Kawasan yang seharusnya menjadi kebanggaan Aceh, bahkan menjadi milik bersama dunia, telah digerogoti oleh kerakusan." Tambahny
Padahal, Leuser adalah paru-paru dunia. Jika ia rusak, bukan hanya Aceh yang menderita, tetapi seluruh umat manusia akan sesak
Karena itu, saya nyatakan di hadapan rakyat Aceh dan dunia bahwa seluruh kebijakan ekstraktif terhadap sumber daya alam Aceh akan dihentikan
Tidak ada lagi izin baru untuk sawit yang merusak, tambang yang menggali perut bumi, atau monokultur yang menghapus keanekaragaman hayati. Serta, kita akan menjadikan kembali Leuser sebagai pusat pemulihan, bukan pusat eksploitasi
"Untuk itu, saya meminta dukungan kepada komunitas dunia agar bantu kami memulihkan Aceh, bantu kami memulihkan Leuser. Jangan hanya menabalkan Leuser sebagai warisan dunia, tetapi tinggalkan jejak nyata dalam dukungan. Mari jadikan pemulihan Aceh sebagai bagian dari usaha menyehatkan kembali bumi yang semakin rapuh." Pesan Muzakir Manaf akrab Sapaan mualem
Ia juga ingin berbicara dengan tegas kepada para pemilik kebun sawit, lahan monokultur, dan tambang, baik yang legal maupun tidak legal
Kegiatan kalian yang abai terhadap lingkungan telah membuat rakyat menderita. Karena kerakusan itu, daerah kita harus kembali membangun dari nol. Tidak ada lagi ruang untuk pembenaran. Tidak ada lagi alasan untuk menutup mata
Namun, di tengah keterpurukan ini, saya melihat cahaya harapan. Penanganan bencana justru lebih kuat datang dari gerakan Rakyat Bantu Rakyat
"Dari desa ke desa, dari kampung ke kampung, rakyat saling menopang, saling menguatkan, saling memberi makan dan tempat tinggal." Ungkapnya
Solidaritas rakyat inilah yang membuat kita tetap berdiri. Ini bukan menafikan peran dari berbagai pihak lain, ini saya nyatakan sebab saya terharu dengan gerakan Rakyat Bantu Rakyat
"Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh gerakan Rakyat Bantu Rakyat." Katanya
Kalian adalah bukti bahwa Aceh masih memiliki jiwa, masih memiliki kekuatan moral. Saya berharap kepedulian dan dukungan ini terus berlanjut, bukan hanya dalam masa darurat, tetapi juga dalam perjalanan panjang pemulihan
Aceh pernah dikenal sebagai tanah perjuangan, tanah syuhada. Kini Aceh harus dikenal sebagai tanah pemulihan, tanah harapan. Dengan keberanian moral, kita hentikan ekstraksi
Dengan solidaritas rakyat yang tak pernah padam, dan dengan dukungan dunia untuk Kawasan Ekosistem Leuser, Aceh akan bangkit kembali
"Inilah janji saya sebagai gubernur, inilah sumpah saya sebagai putra Aceh.
Aceh untuk dunia, Leuser untuk kehidupan." Demikian pungkasnya mualem (HD)
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyampaikan, bahwa pada hari ke-25 sejak saya menetapkan status darurat bencana pada 27 November 2025, kita masih merasakan luka yang dalam
Banjir bandang dan tanah longsor yang meluluhlantakkan sejumlah kabupaten dalam beberapa pekan terakhir seperti tsunami kedua bagi kita
"Saya sendiri tak kuasa menyembunyikan keprihatinan ketika menyaksikan langsung penderitaan rakyat. Berat hati saya melihat rakyat seperti ini. Banyak yang kehilangan rumah, tanah, dan masa depan dalam sekejap." Katanya
Lanjutnya, Kita tahu penyebabnya adalah akibat hutan Aceh telah ditebang, sawit merajalela, monokultur pinus mengeringkan tanah, tambang meracuni sungai
Dan lebih menyedihkan lagi, deforestasi juga terjadi di Kawasan Ekosistem Leuse. Padahal Leuser telah menjadi benteng pertahanan hidup kita, Leuser juga menjadi rumah bagi gajah, harimau, orangutan, dan ribuan spesies lain. Ia adalah benteng air, benteng udara, benteng kehidupan
"Tetapi kini, Leuser pun ikut terluka. Kawasan yang seharusnya menjadi kebanggaan Aceh, bahkan menjadi milik bersama dunia, telah digerogoti oleh kerakusan." Tambahny
Padahal, Leuser adalah paru-paru dunia. Jika ia rusak, bukan hanya Aceh yang menderita, tetapi seluruh umat manusia akan sesak
Karena itu, saya nyatakan di hadapan rakyat Aceh dan dunia bahwa seluruh kebijakan ekstraktif terhadap sumber daya alam Aceh akan dihentikan
Tidak ada lagi izin baru untuk sawit yang merusak, tambang yang menggali perut bumi, atau monokultur yang menghapus keanekaragaman hayati. Serta, kita akan menjadikan kembali Leuser sebagai pusat pemulihan, bukan pusat eksploitasi
"Untuk itu, saya meminta dukungan kepada komunitas dunia agar bantu kami memulihkan Aceh, bantu kami memulihkan Leuser. Jangan hanya menabalkan Leuser sebagai warisan dunia, tetapi tinggalkan jejak nyata dalam dukungan. Mari jadikan pemulihan Aceh sebagai bagian dari usaha menyehatkan kembali bumi yang semakin rapuh." Pesan Muzakir Manaf akrab Sapaan mualem
Ia juga ingin berbicara dengan tegas kepada para pemilik kebun sawit, lahan monokultur, dan tambang, baik yang legal maupun tidak legal
Kegiatan kalian yang abai terhadap lingkungan telah membuat rakyat menderita. Karena kerakusan itu, daerah kita harus kembali membangun dari nol. Tidak ada lagi ruang untuk pembenaran. Tidak ada lagi alasan untuk menutup mata
Namun, di tengah keterpurukan ini, saya melihat cahaya harapan. Penanganan bencana justru lebih kuat datang dari gerakan Rakyat Bantu Rakyat
"Dari desa ke desa, dari kampung ke kampung, rakyat saling menopang, saling menguatkan, saling memberi makan dan tempat tinggal." Ungkapnya
Solidaritas rakyat inilah yang membuat kita tetap berdiri. Ini bukan menafikan peran dari berbagai pihak lain, ini saya nyatakan sebab saya terharu dengan gerakan Rakyat Bantu Rakyat
"Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh gerakan Rakyat Bantu Rakyat." Katanya
Kalian adalah bukti bahwa Aceh masih memiliki jiwa, masih memiliki kekuatan moral. Saya berharap kepedulian dan dukungan ini terus berlanjut, bukan hanya dalam masa darurat, tetapi juga dalam perjalanan panjang pemulihan
Aceh pernah dikenal sebagai tanah perjuangan, tanah syuhada. Kini Aceh harus dikenal sebagai tanah pemulihan, tanah harapan. Dengan keberanian moral, kita hentikan ekstraksi
Dengan solidaritas rakyat yang tak pernah padam, dan dengan dukungan dunia untuk Kawasan Ekosistem Leuser, Aceh akan bangkit kembali
"Inilah janji saya sebagai gubernur, inilah sumpah saya sebagai putra Aceh.
Aceh untuk dunia, Leuser untuk kehidupan." Demikian pungkasnya mualem (HD)

