Jurnalis Geruduk DPRD Lampung Tengah Protes Keras Penghapusan Anggaran Publikasi Tahun 2026
Sigerindo Lampung Tengah -- Gabungan jurnalis Lampung Tengah yang tergabung dalam forum lintas media massa Kabupaten Lampung Tengah menyatakan kekecewaan mendalam terhadap para wakil rakyat
Pasalnya, tidak satu pun anggota DPRD Lampung Tengah yang hadir untuk menemui dan menerima aspirasi para jurnalis yang melakukan aksi damai
Kekecewaan tersebut dinilai wajar, mengingat DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat seharusnya menjadi tempat pertama bagi masyarakat—termasuk insan pers—untuk menyampaikan aspirasi, keluhan, dan tuntutan secara terbuka
Namun fakta di lapangan justru berbanding terbalik. Dari total 50 anggota DPRD Lampung Tengah, tidak satu pun terlihat hadir di tengah-tengah massa aksi
“Jujur kami sangat kecewa. Kami datang secara baik-baik, menyampaikan aspirasi dengan tertib dan damai. Tapi tidak ada satu pun wakil rakyat yang mau menemui kami. Padahal mereka dipilih oleh rakyat, digaji dari uang rakyat,” ujar salah satu jurnalis dengan nada kecewa
Para jurnalis menilai sikap tersebut sebagai bentuk pengabaian terhadap aspirasi publik dan mencederai semangat demokrasi. Mereka menegaskan, aksi yang dilakukan bukan untuk mencari sensasi atau membuat kegaduhan, melainkan murni untuk memperjuangkan hak dan menyuarakan persoalan yang selama ini dirasakan insan pers di Lampung Tengah
“Kami hanya ingin didengar. Kalau pintu DPRD saja tertutup bagi kami, lalu ke mana lagi kami harus menyampaikan aspirasi?” tambah jurnalis lainnya
Forum jurnalis Lampung Tengah menilai ketidakhadiran para wakil rakyat ini sebagai preseden buruk bagi hubungan antara legislatif dan masyarakat, khususnya insan pers yang selama ini berperan sebagai pilar keempat demokrasi
Mereka berharap ke depan DPRD Lampung Tengah lebih terbuka, responsif, dan menghargai aspirasi masyarakat yang disampaikan secara konstitusional
Meski diliputi kekecewaan, para jurnalis menegaskan akan tetap menjaga marwah profesi dan berkomitmen memperjuangkan aspirasi secara bermartabat, damai, dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku tukasnya (*)
Pasalnya, tidak satu pun anggota DPRD Lampung Tengah yang hadir untuk menemui dan menerima aspirasi para jurnalis yang melakukan aksi damai
Kekecewaan tersebut dinilai wajar, mengingat DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat seharusnya menjadi tempat pertama bagi masyarakat—termasuk insan pers—untuk menyampaikan aspirasi, keluhan, dan tuntutan secara terbuka
Namun fakta di lapangan justru berbanding terbalik. Dari total 50 anggota DPRD Lampung Tengah, tidak satu pun terlihat hadir di tengah-tengah massa aksi
“Jujur kami sangat kecewa. Kami datang secara baik-baik, menyampaikan aspirasi dengan tertib dan damai. Tapi tidak ada satu pun wakil rakyat yang mau menemui kami. Padahal mereka dipilih oleh rakyat, digaji dari uang rakyat,” ujar salah satu jurnalis dengan nada kecewa
Para jurnalis menilai sikap tersebut sebagai bentuk pengabaian terhadap aspirasi publik dan mencederai semangat demokrasi. Mereka menegaskan, aksi yang dilakukan bukan untuk mencari sensasi atau membuat kegaduhan, melainkan murni untuk memperjuangkan hak dan menyuarakan persoalan yang selama ini dirasakan insan pers di Lampung Tengah
“Kami hanya ingin didengar. Kalau pintu DPRD saja tertutup bagi kami, lalu ke mana lagi kami harus menyampaikan aspirasi?” tambah jurnalis lainnya
Forum jurnalis Lampung Tengah menilai ketidakhadiran para wakil rakyat ini sebagai preseden buruk bagi hubungan antara legislatif dan masyarakat, khususnya insan pers yang selama ini berperan sebagai pilar keempat demokrasi
Mereka berharap ke depan DPRD Lampung Tengah lebih terbuka, responsif, dan menghargai aspirasi masyarakat yang disampaikan secara konstitusional
Meski diliputi kekecewaan, para jurnalis menegaskan akan tetap menjaga marwah profesi dan berkomitmen memperjuangkan aspirasi secara bermartabat, damai, dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku tukasnya (*)

