Akankah Pesisir Barat Dapat Bersaing Dengan Bali?
![]() |
Foto Rodi Ediyansyah |
Sigerindo, Opini - Lain mak, kidang payu kham jejama. Kekalau nihan Pesisir Barat mampu bersaing jama Provinsi Bali ngembang ko potensi wisata sai adu wat rek ti liak mahelau.
Kita harus belajar dari Bali karena kita perlu mengakui bahwah Bali merupakan tujuan wisata asing terbesar di Indonesia. Pada awalnya turis asing datang ke Bali hanya untuk menikmati pantainya yang indah adalah benar. Tapi itu dulu, sekarang wisatawan asing yang sengahaja melancong ke pulau dewata tersebut tidak hanya kalangan yang ingin berselancar saja, atau mau menikmati teriknya matahari dipantai kuta.
Selain lautnya yang memiliki daya tarik sendiri bagi para pencinta pantai, saat ini sebagian orang dari luar negri datang kebali untuk wisata budaya. Iya, bali sangat kaya akan budaya dan memang dilestarikan untuk mempertahankan adat. Artinya adat dan budaya sebenarnya merupakan aset yang sangat berharga.
Kembali lagi ke Pesisir Barat, kita tidak akan pernah mampu setara apa lagi mau lebih dengan Bali dalam hal wisata jika kita hanya mengandalkan kekayaan alam saja berupa pantai yang beraneka ragam kontur jika kita (masyarakat pesisir barat) tidak mau mempertahankan dan mengembangkan budaya yang ada. Saya pikir budaya di Pesisir Barat sangat banyak, tapi karena arus globalisasi, sangat sedikit generasi muda yang mau mempertahankannya.
Disisi lain juga pemerintah Pesisir Barat, yang dalam hal ini tanggung jawab ditangan Dinas Pariwisata juga sepertinya belum memberikan dukungan yang maksimal kepada masyarakat yang ingin melestarikan budaya.
Sebagai contoh (Salah satu), di Daerah Pugung mulai dari Desa Kotakarang sampai Tanjung ada sebuah budaya tahunan yang rutin dilaksanakan setiap idul fitry yaitu Kakicekhan/ Kakiceran (lomba tari adat lampung untuk anak anak sampai remaja), tapi pemerintah belum mendukung kegiatan tersebut. Ada apa ini? Padahal pada kegiatan itu setidaknya ada dua yang bisa kita ambil menjadi aset, selain mempertahankan budaya juga mendidik generasi muda untuk mebudayakan kegiatan positif yaitu belajar tari menari yang merupakan salah satu bagian dari daya tarik wisata itu juga.
Saya tidak tau apakah Pemerintah sudah melihat potensi budaya sebagai wisata atau belum, tapi yang jelas masyarakat sudah mengetahui jika Kabupaten Pesisir Barat ingin mengembangkan potensi wisata yang ada dengan maksimal.
Kesimpulan dari coretan kecil ini, untuk menjadi Kabupaten yang mengedepankan bisnis wisata kita harus mampu mengembangkan paling tidak dua aset yaitu kekayaan sumberdaya alam dan kekayaan budaya. Untuk mengembangakan kekayaan alam yang indah sebenarnya bisa dikonsep oleh orang yang ahli dibidang itu.
Kesimpulan dari coretan kecil ini, untuk menjadi Kabupaten yang mengedepankan bisnis wisata kita harus mampu mengembangkan paling tidak dua aset yaitu kekayaan sumberdaya alam dan kekayaan budaya. Untuk mengembangakan kekayaan alam yang indah sebenarnya bisa dikonsep oleh orang yang ahli dibidang itu.
Tapi kalau budaya tidak bisa karena harus melibatkan kepedulian masyarakat terhadap budaya itu sendiri. Jadi peran masyarakat untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya ini sangat diharapkan untuk kemajuan Kabupaten Pesisir Barat yang kita cintai ini. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah peran Pemerintah dalam mendukung pengembangan kedua unsur tersebut.
Saya sempat mengamati sebuah media wisata online sempat maksimal mempromosikan destinasi wisata di Pesisir Barat. Apakah itu memang sebuah loyalitas atau memang program pemerintah. Yang jelas hal itu memang sangat penting untuk pengembangan wisata. Tapi promosi yang begitu bagus harus diimbangi dengan kenyataan yang ada dilapangan yang mumpuni agar orang yang datang tidak kecewa dan menyebarkan opini negatif tentang tidak seimbangnya antara bahasa promosi dengan fasilitas yang ada dilapangan seperti infrastruktur yang belum memadai.
Saya sempat mengamati sebuah media wisata online sempat maksimal mempromosikan destinasi wisata di Pesisir Barat. Apakah itu memang sebuah loyalitas atau memang program pemerintah. Yang jelas hal itu memang sangat penting untuk pengembangan wisata. Tapi promosi yang begitu bagus harus diimbangi dengan kenyataan yang ada dilapangan yang mumpuni agar orang yang datang tidak kecewa dan menyebarkan opini negatif tentang tidak seimbangnya antara bahasa promosi dengan fasilitas yang ada dilapangan seperti infrastruktur yang belum memadai.
Tabikpun....
Salam jak sanak Sayar, Pekon Kotakarang.
Rodi Ediyansyah