Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dianggap Beracun, Buah Mangrove Ternyata Bisa Jadi Pangan Alternatif


Sigerindo Lifestyle - Selama ini, buah manggrove lebih dikenal sebagai buah yang beracun, tidak jarang terlihat di pohon-pohon mangrove yang banyak di pinggiran pantai terlihat matang, namun dibiarkan saja tidak termanfaatkan.

Padahal, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, meski juga tidak salah. Dengan pemahaman yang tepat, ternyata buah mangrove bisa menjadi pangan alternatif dan bisa dijadikan berbagai olahan pangan.

Menurut ahli anatomi tumbuhan yang juga guru besar Universitas Airlangga, Hery Purnobasuki, Ph.D memang belum banyak pengetahuan tentang potensi dan manfaat mangrove sebagai sumber pangan.

"Namun penelitian yang dilakukan Mamoribo pada tahun 2003 pada masyarakat kampung Rayori, distrik Supriyori Selatan, kabupaten Biak Numfor memberikan informasi bahwa masyarakat telah memanfaatkan buah mangrove untuk dimakan terutama jenis Bruguiera gymnorrhiza yang buahnya diolah menjadi kue," kata Hery.

Penduduk yang tinggal di daerah pesisir pantai atau sekitar hutan mangrove seperti di Muara Angke Jakarta dan teluk Balikpapan secara tradisional pun ternyata telah mengkonsumsi beberapa jenis buah mangrove sebagai sayuran, seperti Rhizopora mucronata, Acrosticum aerum (kerakas) dan Sesbania grandiflora (turi).

Bruguiera gymnorrhiza atau biasa disebut Lindur dikonsumsi dengan cara mencampurkannya dengan nasi sedangkan buah Avicennia alba (api-api) dapat diolah menjadi keripik. Buah Sonneratia alba (pedada) diolah menjadi sirup dan permen.

Begitu pula di sebagian wilayah Timor barat, Flores, Sumba, Sabu dan Alor, masyarakat menggunakan buah mangrove ini sebagai pengganti beras dan jagung pada waktu terjadi krisis pangan.
Kemudian, masyarakat di kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, sudah terbiasa mengkonsumsi buah mangrove dan kacang hutan sebagai pangan lokal pada waktu tertentu.

Di Bengkulu, Komunitas Mangrove Bengkulu telah mencoba mengolah buah dua jenis mangrove, yakni Sonneratia dan Bruguera, menjadi berbagai jenis makanan seperti dodol, peyek dan onde-onde serta minuman sirup.

Riki Rahmansyah, ketua komunitas mangrove Bengkulu mengatakan, selain memperkenalkan potensi mangrove sebagai pangan alternatif, sekaligus menjadi kampanye pentingnya pelestarian ekosistem mangrove Mangrove Bengkulu.

"Sebenarnya dibeberapa tempat telah banyak memanfaatkan olahan mangrove tersebut. Untuk menambah pendapatan masyarakat pesisir dan mereka juga dapat memanfaatkan mangrove tanpa harus merusaknya," katanya di Bengkulu, Selasa (23/1/2018).

Berbagai pangan olahan dari buah mangrove yang dijual saat kegiatan lokakarya lingkungan di Bengkulu (Sumber: Instagram @komunitas_mangrove_bengkulu

Upaya tersebut tentu menjadi penting, mengingat fungsi hutan mangrove yang dapat mencegah instrusi air laut ke daratan sehingga mencegah erosi dan abrasi pantai. Dengan pemanfaatan buah mangrove sebagai sumber pangan, maka hutan mangrove bisa ikut terjaga.

Secara ilmiah, ternyata buah mangrove jenis lindur (Bruquiera gymnorrhiza) yang secara tradisional diolah menjadi kue atau dicampur dengan nasi atau dimakan langsung dengan bumbu kelapa, mengandung energi dan karbohidrat yang cukup tinggi, bahkan melampaui berbagai jenis pangan sumber karbohidrat yang bias dikonsumsi masyarakat seperti beras, jagung singkong atau sagu.

"Penelitian yang dilakukan oleh IPB bekerjasama dengan Badan Bimas Ketahanan Pangan Nusa Tenggara Timur menghasilkan kandungan energi buah mangrove ini adalah 371 kalori per 100 gram, lebih tinggi dari beras yang hanya 360 kalori per 100 gram, dan jagung sebesar 307 kalori per 100 gram," Hery menjelaskan.

Oleh karena itu, menurut Hery, buah mangrove yang cocok untuk dieksplorasi sebagai sumber pangan lokal baru adalah jenis Bruguiera gymnorrhiza atau dikenal sebagai buah lindur di daerah Jawa dan Bali. Ditempat lain, jenis ini memiliki nama berbeda, kajang-kajang di Sulawesi, aibon di Biak dan mangi-mangi Papua, berbuah sepanjang tahun dengan pohon yang kokoh dan tingginya mencapai 35 meter.

Buah mangrove jenis lindur dapat dieksplorasi menjadi bahan pangan alternatif. Buah lindur yang diolah menjadi tepung kandungan gizinya terutama karbohidrat sangat dominan sehingga bisa dieksplorasi menjadi sumber pangan baru berbasis sumber daya lokal mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga bisa membudidayakan mangrove jenis lindur ini disepanjang garis pantai.

Ditulis Oleh Ricky Jenihansen
BERITA TERBARU