Mantap-Mantap, Pos Pantau Batubara jadi Markas Pungli, Pak Kapolda Iki Piye Sih?
Sigerindo Waykanan- Lokasi ini kerap disebut sebagai Pos Batas. Terletak d jalur lintas tengah Kampung way Pisang, Kecamatan Waytuba, Kabupaten Waykanan. Semua orang tahu bahwa lokasi itu setiap hari digunakan sebagai Pos Pemantau Batubara, sekaligus markas pungli paling 'mantap' di kampung itu
Disebut 'mantap' lantaran banyak sopir truk batubara yang setor kepada pengurus Pos Pantau. Setiap hari terjadi antrean panjang di jalur tengah kampung itu. Antreanya mengular berkil-kilo meter. Meresahkah sopir dan pengguna jalan
Bisa dipastikan bahwa pos itu tidaklah resmi. Pasti abal-abal, liar, dan tak jelas. Yang jelas dari pos ini, dimana semua orang tahu ini, bahwa pos tersebut adalah pos pungli yang menjadi titik temu uang haram diserahterimakan.
Ketua DPC Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Way Kanan, Agus Medi, mengaku tahu persis praktik pungli di pos ini. "Jangankan orang sini, buah coklat yang menggantung di pohong juga paham," katannya.
Medi menyebut praktik pungli di pos itu berlangsung setiap hari. Membuat malu nama kampung karena dilakukan dengan sangat vulgar.
"Asli, gak ada malunya lagi," katanya kesal.
Dari hasil investigasi, Medi mengaku memperoleh informasi bahwa pos itu diurus oleh Guntoro Cs. Sopir truk batubara (diduga tanpa dilengkapi Surat Keterangan Asal Barang/SKAB wajib menyetor Rp100 ribu untuk sekali melintas ke dirinya. Jika tidak setor, sopir dipaksa putar balik.
“Sudah seperti jalan bapak moyangnya. Edan!" tegasnya.
Diperoleh pula informasi bahwa Guntoro Cs memperoleh restu beroperasi dari Kepala Kampung Way Pisang bernama Emon.
Kelompok pungliker yang disokong Kakam Emon ini diduga memperoleh hasil pungli ratusan juta setiap hari. Sangat mungkin, uang semantap itu dibagi-bagi kepada pihak lain. "Taukan. Sudahlah, paham saja," ujar Medi terbahak-bahak.
Menurut Medi, Kapolda Lampung sudah dikabarkan terkait pos pungli ini. Kapolda telah meminta Kasat Reskrim Polres Way Kanan, Iptu Sigit Brazil untuk mengecek langsung ke lapangan guna menindaklanjuti laporan masyarakat.
Tetapi, praktik pungli tersebut masih tak henti. Bahkan menjadi-jadi.
"Pak Kapolda, datanglah ke sini. Cek langsung, biar saya bantu bersama masyarakat. Kalau tidak, maka ijinkan kami dan warga menertibkan sendiri," tegasnya lagi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kampung maupun dari pimpinan pos terkait. (Red)
Disebut 'mantap' lantaran banyak sopir truk batubara yang setor kepada pengurus Pos Pantau. Setiap hari terjadi antrean panjang di jalur tengah kampung itu. Antreanya mengular berkil-kilo meter. Meresahkah sopir dan pengguna jalan
Bisa dipastikan bahwa pos itu tidaklah resmi. Pasti abal-abal, liar, dan tak jelas. Yang jelas dari pos ini, dimana semua orang tahu ini, bahwa pos tersebut adalah pos pungli yang menjadi titik temu uang haram diserahterimakan.
Ketua DPC Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Way Kanan, Agus Medi, mengaku tahu persis praktik pungli di pos ini. "Jangankan orang sini, buah coklat yang menggantung di pohong juga paham," katannya.
Medi menyebut praktik pungli di pos itu berlangsung setiap hari. Membuat malu nama kampung karena dilakukan dengan sangat vulgar.
"Asli, gak ada malunya lagi," katanya kesal.
Dari hasil investigasi, Medi mengaku memperoleh informasi bahwa pos itu diurus oleh Guntoro Cs. Sopir truk batubara (diduga tanpa dilengkapi Surat Keterangan Asal Barang/SKAB wajib menyetor Rp100 ribu untuk sekali melintas ke dirinya. Jika tidak setor, sopir dipaksa putar balik.
“Sudah seperti jalan bapak moyangnya. Edan!" tegasnya.
Diperoleh pula informasi bahwa Guntoro Cs memperoleh restu beroperasi dari Kepala Kampung Way Pisang bernama Emon.
Kelompok pungliker yang disokong Kakam Emon ini diduga memperoleh hasil pungli ratusan juta setiap hari. Sangat mungkin, uang semantap itu dibagi-bagi kepada pihak lain. "Taukan. Sudahlah, paham saja," ujar Medi terbahak-bahak.
Menurut Medi, Kapolda Lampung sudah dikabarkan terkait pos pungli ini. Kapolda telah meminta Kasat Reskrim Polres Way Kanan, Iptu Sigit Brazil untuk mengecek langsung ke lapangan guna menindaklanjuti laporan masyarakat.
Tetapi, praktik pungli tersebut masih tak henti. Bahkan menjadi-jadi.
"Pak Kapolda, datanglah ke sini. Cek langsung, biar saya bantu bersama masyarakat. Kalau tidak, maka ijinkan kami dan warga menertibkan sendiri," tegasnya lagi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kampung maupun dari pimpinan pos terkait. (Red)