Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Inspiratif, Perjuangan Buruh Serabutan Menjadi Pengusaha Bakso yang Sukses


Sigerindo, Lampung-Pria kelahiran Sidomukti 18 Agustus 1989, Wawan Sucipto memulai usaha pada tahun 2007 dengan merintis usaha kecilnya. Motto yang beliau pegang yaitu jangan berhenti berusaha, lakukan dengan sungguh-sungguh, tidak ada kata terlambat, karena sukses bukan hal yang kebetulan.

"Tak semua jalan menuju kesuksesan bisa mulus seperti apa yang kita rencanakan, akan banyak sekali lika-liku dan rintangan kehidupan yang harus dihadapi ," kata Wawan Sucipto, saat memberikan pengalaman hidupnya, beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Wawan, banyak faktor dari A sampai Z yang menerjang dan memberikan dinamika naik dan turun dalam menjalankan sebuah usaha, sebelum kita menemukan pulau emas. “Seorang pengusaha tak henti hentinya diterjang badai, karena pelaut yang hebat tak pernah lahir dari laut yang tenang,” demikianlah motivasi yang diberikan Wawan Sucipto sambil mengenang perjuangannya dulu berusaha hingga kini menjadi pengusaha sukses.

Awal cerita Wawan Sucipto memberanikan diri untuk merantau ke daerah Subang, Jawa Barat. Disana Wawan mulai bekerja sebagai seorang buruh serabutan, dirinya hanya bekerja jika ada yang membutuhkan tenaganya.

Biarpun Wawan adalah orang susah dari keluarga yang ekonominya rendah, dirinya selalu diajarkan untuk selalu jujur. Hal ini sesuai dengan pedoman hidupnya “Kalau jujur pasti akan mujur pula rezekinya dan jika tidak jujur maka bersiaplah untuk hancur,” katanya.

Setelah sekian lama bekerja sebagai buruh serabutan, Wawan pun mulai berfikir jika hanya mengandalkan upah dari buruh serabutan, dirinya tak akan pernah mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebab, kata Wawan, dirinya tentu membutuhkan kebutuhan finansial lainya seperti memiliki rumah yang bagus, kendaraan, biaya anak sekolah dan lain sebagainya.

Hingga suatu hari, Wawan bertemu dengan seorang padagang bakso asal Subang yang bernama Pak Maskur. Dirinya ditawari untuk bekerja sebagai karyawan warung bakso milik Pak Maskur. Singkat cerita, akhirnya Wawan bekerja di warung baksonya Pak Maskur. Disanalah dirinya diajari bagaimana cara membuat bakso yang rasanya enak.

Dengan bekal yang diperoleh bagaimana membuat bakso yang enak dari Pak Maskur, akhirnya Wawan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. “Semua inspirasi untuk berjualan saya peroleh dari Pak Maskur. Beliau adalah seorang motivator yang menginspirasi saya untuk memulai sebuah bisnis,” katanya.

Setelah Wawan berhenti dari pekerjaannya, pada tahun 2007 Wawan pun akhirnya memberanikan diri untuk mulai membuka usaha bakso sendiri di Kota Subang. “Semua ide dan perencanaan awal datang dari istri tercinta,” katanya. Sampai saat ini, kira-kira sudah 12 tahun, usaha Wawan pun berjalan lancar.

Hingga akhirnya ketika pemerintah meresmikan dan membuka jalan Tol Cikopo-Palimanan atau lebih dikenal sebagai jalan Tol Cipali, membuat pelaku usaha kehilangan pendapatan. Para pedagang kehilangan sejumlah besar pelanggannya, omzetnyapun turun drastis, tak terkecuali Wawan.

Wawan merupakan salah satu dari banyaknya pedagang yang terkena imbas dan dampak peresmian jalan tol tersebut. Sejak dibukanya jalan tol tersebut, penjualan mie ayam dan bakso Wawan yang sudah dirintisnya selama 12 tahun itu bangkut dan nyaris tutup.



Karena tidak stabilnya modal dan omzet, akhirnya usaha Wawan pun terpaksa gulung tikar . Bersama istrinya, Wawan memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Lampung. Selanjutnya Wawan berpikir untuk memulai membuka dan mengembangkan usahanya di Lampung.

Dengan memulai merintis usaha kuliner mie ayam bakso, Wawanpun menyewa sebuah kios untuk berdagang. Namun dirinya harus merogoh kocek yang cukup dalam karena harga sewa kios yang lumayan mahal. Berkat usahanya yang tak kenal menyerah, Wawan pun berhasil mendapatkan modal dan menyewa kios memilih lokasi di dekat pasar agar banyak pembeli yang mampir ke kios mie ayam dan bakso miliknya.

Lika-liku kehidupan terus bergulir. Belum genap sebulan Wawan berjualan bakso, Wawan sakit dan dinyatakan terkena usus buntu, yang diharuskan untuk operasi. Keterbatasan modal, tak ada biaya untuk operasi, akhirnya modal usaha dipakai untuk biaya operasi yang menghabiskan dana hingga Rp40 juta.

Lebih kurang empat bulan, Wawan menganggur dan tidak mempunyai penghasilan sama sekali. Kemudian bangkit kembali dan mulai merintis usaha mie ayam dan bakso dari nol lagi. Kali ini, lokasi usahanya menggunakan rumah ibu mertua. Pasalnya jika menyewa kios, biaya sewanya tak ada.

Alhamdulillah, usaha baksonya mulai mendapat banyak respon positif dari masyarakat sekitar. Dagangan Wawan disukai oleh berbagai kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa.

Perlahan tapi pasti usahanyapun meningkat drastis. Kini Wawan memiliki 3 karyawan tetap dan sanak saudara yang membantu dalam menyiapkan segala keperluan untuk berdagang. Sebagai rasa syukurnya kepada Allah SWT, Wawan memberikan sedekah setiap hari Jum’at dengan mengratiskan makan mie ayam bagi anak- anak yatim piatu yang ada di daerah tersebut.

Tak mau ketinggalan, Wawan pun menggunakan teknologi digital marketing untuk promosi baksonya. Menurutnya dengan cara digital dapat menjangkau pembeli dan calon pembeli secara cepat dan tepat sasaran. “Digital marketing sangat membantu para pengusaha untuk memperlancar kegiatan jual-beli, karena sekarang hampir semua orang pasti memiliki android. Hal itu sangat memungkinkan saya untuk untuk mempromosikan bakso dan mie ayam melalui digital marketing. Bagi yang malas untuk keluar rumah tinggal pesan melalui android. Kami akan siap siaga untuk mengantar pesanan anda hingga sampai didepan rumah,” katanya.



Hingga sekarang usaha Wawan terus berkembang dengan cepat. Dengan modal awal Rp3 juta, dirinya bisa mendapatkan keuntungan perbulannya Rp4-5 juta. Bahkan dalam sehari Wawan bisa menjual hingga 220 porsi mie ayam.



Sedangkan keunggulan dan inovasi produk, Wawan membuat bakso dengan menggunakan daging dan ayam yang masih fresh, sehingga bakso dan mie ayam yang dibuatnya terjamin gizinya. “Inovasi yang saya buat dengan membuat beragam bakso yaitu bakso rusuk, bakso iga, bakso beranak, bakso lava dan bakso jumbo. Untuk mie ayam masih seperti mie ayam pada umumnya namun jangan tanya soal rasa karena rasanya yang maknyusss,” katanya.

Kedepannya Wawan ingin membuat usahanya lebih luas lagi, dengan membuka cabang di berbagai kota. Untuk itu Wawan tak memiliki usaha lain, karena ingin focus mengembangkan usaha baksonya. “Dalam dunia bisnis atau usaha, persaingan adalah hal yang wajar atau biasa. Percayalah bahwa rezeki kita sudah diatur oleh yang maha kuasa,”katanya.

Yang penting, kata Wawan, stategi yang kita gunakan adalah kerja keras, berani menantang diri sendiri dan mulailah usaha sesuai dengan passion yang kita miliki. “Selain itu, pengusaha sukses itu adalah pengusaha yang percaya diri,” katanya.

Untuk para mahasiswa dan masyarakat muda calon pengusaha sukses, Wawan berpesan untuk jangan pernah takut untuk memulai sebuah usaha, rajin, tekun, giat, jujur, jangan malas-malasan, berani gagal, dan memiliki mental yang kuat itu adalah kunci jika ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses. (Putri Delia Salsabila, Andika Pramadan, Beni Maulana)

BERITA TERBARU