Musim Kemarau Tiba, Puluhan Hektar Sawah Petani di Abdya Mengalami Kekeringan
Sigerindo Aceh Barat Daya-- Sekitar Puluhan hektar lahan sawah pertanian di Gampong Ie Mameh, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dilanda kekeringan akibat terdampak musim kemarau.
Zainuddin, salah seorang petani yang merupakan warga Gampong Ie Mameh, kepada awak media pada Selasa, 3 Juni 2025, mengatakan. Musim kemarau saat ini mereka butuh irigasi untuk mengaliri air dari sungai.
"Adapun dampak dari musim kemarau, sekitar 70 hektar lahan sawah di area tersebut dilanda kekeringan, petani mengalami krisis air ditambah aliran air dari irigasi masih menggunakan karung pasir untuk membendung sungai. " Kata Zainuddin
Kondisi ini telah mengancam keberlangsungan panen padi dan menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup signifikan bagi para petani diwilayah setempat.
"Karena kita belum memiliki irigasi. Saat membutuhkan air, warga Gampong Ie Mameh harus membendung sungai pakai karung goni pasir secara manual. Selain itu, mereka harus berbagi air dengan gampong tetangga." Tambahnya Zainuddin
Warga mengambil air secara bergantian. Kondisi paling sulit air di dapatkan oleh warga saat ini, berakibat terjadi keretakan tanah lahan sawah. Setelah itu, zat atau tekstur tanah berubah menjadi tidak baik dan tanah kering. Menimbulkan masalah bagi petani.
"Tumbuh rumput ilalang yang lebat dapat muncul hama tikus dan hama lainnya di tanaman padi. Sehingga bisa berakibat gagal panen. Saat ini Kami membutuhkan irigasi. Apalagi musim kemarau panjang seperti terjadi sekarang ini."
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Hendri Yadi menyebutkan akibat kemarau panjang sehingga terjadi kekeringan di sawah petani. Pihak mereka siap membantu menurunkan pompa penyedot air, syaratnya petani datang ke kantor Distanpan, buat pengajuan untuk permohonan peminjaman pompa air.
"Setelah itu, pompa air akan kita sediakan untuk petani. Selanjutnya kami akan turun memantau langsung kelapangan apabila masyarakat membutuhkan irigasi. Karena pembangunan irigasi harus ada sumber air." Pungkasnya Hendri(HD)
Zainuddin, salah seorang petani yang merupakan warga Gampong Ie Mameh, kepada awak media pada Selasa, 3 Juni 2025, mengatakan. Musim kemarau saat ini mereka butuh irigasi untuk mengaliri air dari sungai.
"Adapun dampak dari musim kemarau, sekitar 70 hektar lahan sawah di area tersebut dilanda kekeringan, petani mengalami krisis air ditambah aliran air dari irigasi masih menggunakan karung pasir untuk membendung sungai. " Kata Zainuddin
Kondisi ini telah mengancam keberlangsungan panen padi dan menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup signifikan bagi para petani diwilayah setempat.
"Karena kita belum memiliki irigasi. Saat membutuhkan air, warga Gampong Ie Mameh harus membendung sungai pakai karung goni pasir secara manual. Selain itu, mereka harus berbagi air dengan gampong tetangga." Tambahnya Zainuddin
Warga mengambil air secara bergantian. Kondisi paling sulit air di dapatkan oleh warga saat ini, berakibat terjadi keretakan tanah lahan sawah. Setelah itu, zat atau tekstur tanah berubah menjadi tidak baik dan tanah kering. Menimbulkan masalah bagi petani.
"Tumbuh rumput ilalang yang lebat dapat muncul hama tikus dan hama lainnya di tanaman padi. Sehingga bisa berakibat gagal panen. Saat ini Kami membutuhkan irigasi. Apalagi musim kemarau panjang seperti terjadi sekarang ini."
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Hendri Yadi menyebutkan akibat kemarau panjang sehingga terjadi kekeringan di sawah petani. Pihak mereka siap membantu menurunkan pompa penyedot air, syaratnya petani datang ke kantor Distanpan, buat pengajuan untuk permohonan peminjaman pompa air.
"Setelah itu, pompa air akan kita sediakan untuk petani. Selanjutnya kami akan turun memantau langsung kelapangan apabila masyarakat membutuhkan irigasi. Karena pembangunan irigasi harus ada sumber air." Pungkasnya Hendri(HD)