Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ekretaris Komisi I DPRD Kota Metro, Amrulloh, memberikan catatan realisasi dan perkiraan atas program 100 hari kerja Wali Kota Metro

Sigerindo,Kota Metro- Sekretaris Komisi I DPRD Kota Metro, Amrulloh, memberikan catatan realisasi
dan perkiraan atas program 100 hari kerja Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin dan Wakil Wali Kota
Qomaru Zaman

“Pemerintah Kota Metro tidak melaksanakan program nikah gratis atau realisasi nol, yang direalisasikan bukan apa yang seperti fasilitas nikah. Di balai nikah KUA itu memang gratis, snack gratis, nasi bungkus gratis, foto dan piagam gratis,” kata Amrulloh, Selasa, 12/4/2022.

Dia juga menyampaikan, dari seribu orang, target program santunan kematian, merupakan suatu hal
yang mengada-ada dalam realisasi 100 hari kerja

“Ditambah persyaratan pegawai serta rumit dan kompleks. Terealisasi bahkan sampai dengan 300 hari
kerja hanya puluhan saja. Kemudian santunan untuk rumah yatim piatu dari pemerintah daerah
diberikan dengan besaran bantuan yang tidak seragam. Seperti yang dijanjikan Rp10 juta namun ada
yang mendapat Rp5 juta, bahkan hanya Rp2 juta, serta program ini memang telah ada beserta
anggarannya, hanya mengganti judul program saja,” ucapnya

Selain itu, bantuan untuk lansia tidak terealisasi sesuai target 100 hari kerja wali kota. Tak hanya itu,
Amrulloh juga menuding program Wahdi-Qomaru tidak berjalan dengan baik, di mana sembilan
program unggulan pasangan Wahdi-Qomaru yang mendorong saat kampanye hingga kini belum juga
terealisasi

“Bantuan sosial untuk 1.500 lansia hanya terealisasi 1.425 lansia dan terealisasi setelah 300 hari kerja.
Kemudian sembilan program unggulan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro juga tidak dapat
diimplementasikan dengan baik. Selain itu, gratis iuran BPJS Kelas 3 dengan pelayanan yang berkualitas,belum terealisasikan. Siaga kesehatan warga melalui call center dan mobil ambulans jenazah gratis,belum terealisasikan. Terakhir kartu sembako murah, belum juga terealisasikan,” tulisnya.

Janji lain yang belum terealisasi, imbuh Amrulloh, yakni pemberian beasiswa bagi pelajar atau
mahasiswa, guru dan dosen serta pemberian tunjangan kinerja guru. Lalu rembuk warga antar-umat
beragama dan revitalisasi aktivitas milenial serta penyelenggaraan bahkan budaya secara rutin. Program
peningkatan pemberian insentif bagi pamong, linmas, kaum duafa, pengurus rumah ibadah, penggali
kubur, dan kader kesehatan, direalisasikan Rp100 ribu selama 3 bulan dari yang diusulkan sebesar Rp50
ribu dan didukung oleh DPRD untuk ditambah Rp50 ribu, hanya untuk RT dan RW

Kemudian program seluruh jalan mulus, kelurahan terang dan bebas banjir juga belum terealisasi. Hal ini dapat dilihat dari penanganan banjir di tingkat kelurahan sekitar Taman Edukasi Kota Metro di Jalan
Gunung Lawu belum mampu dituntaskan

Amrulloh juga memberi catatan tidak adanya kemauan untuk membayar hutang janji kampanye
khususnya jalan provinsi melalui mekanisme penganggaran dalam anggaran hibah. Bahkan dijadikan
sebagai alasan tidak seperti janji, belum ada penambahan lampu jalan dari jumlah yang memang ada
sebanyak 4.209 titik

Kader Partai Demokrat itu menyebut program-program Wali Kota Metro tersebut tidak didukung oleh
kemauan politik atau keinginan dari pemerintah daerah berupa peningkatan jumlah anggaran yang
rasional untuk menyukseskannya. Sehingga hanya menawarkan lips service change redaksional dari
program terdahulu yang memang sudah ada

“Dalam mengambil langkah strategi untuk melaksanakan urusan pemerintahan, pemerintah daerah
harus melakukan koordinasi dengan DPRD, karena sesuai dengan Undang-Undang Pemerintahan Daerah dinyatakan bersama kepala daerah menjalankan pemerintahan bersama,” katanya.rls/toni
BERITA TERBARU