Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kenduri Sko Desa Koto Lolo Sukses Dilaksanakan, Kades Dedy: Saya Berterima Kasih Pada Masyarakat

Sigerindo, Sungai Penuh - Dalam kenduri sko/kenduri Adat, yang menjadi fokus dan perhatian masyarat yang diadakan setiap tahun, suatu bentuk kepedulian dalam mensyukuri rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT. Pada saat kenduri sko, semua dapat membuka menutur kembali kepada generasi muda bahkan sampai kepada anak cucu nantinya tidak akan kehilangan ranji dan silsilah yang mempertautkan antar sesama

Kenduri Sko memiliki keunggulanyang merupakan ciri budayanya yaknipenurunan dan penyucian naskah maupun benda pusaka serta pengukuhan gelar adat kepada seseorang dari lembaga adat.
Penyelenggaraan Kenduri Sko dimulai dengan prosesi adat meminta izin kepada leluhur (Ziarah) dan penyembelihan hewan kerbau, Lalu pada hari berikutnya, dilaksanakan gotong royong menyiapkan makanan untuk kenduri dan ritual penurunan sekaligus penyucian pusaka. Kemudian hari terakhir berlangsung adat mangarak Sko, pengukuhan pemangku adat dan ditutup dengan pagelaran seni budaya lokal

Istilah Sko berasal dari kata saka yang diartikan keluarga atau leluhur dari pihak ibu. Sko secara adat terdiri dari tanah dan gelar yang dapat diberikan ibu kepada saudara laki-lakinya.
Diketahui, terdapat jejak beradaban di sepanjang sejarah nenek moyang bahwa kenduri sko bisa diartikan wajib untuk diadakan setiap daerah yanga da dikabupaten kerinci dan kota sungai penuh, penyelenggaraan Kenduri Sko kali inipun menjadi tanda mengawali dimulainya rangkaian Kenduri adat/ atau syukuran kepada yang maha kuasa

Saat penyampaian sepatah kata Kades Koto lolo memaparkan, “dalam rutinitas pelaksanaan Kenduri Sko terdapat cermin cara berperilaku masyarakat Indonesia khususnya masyarakat koto lolo yang sangat erat dengan adat istiadatnya dan menjadi budaya sampai sekarang yaitu bahu membahu dan saling gotong royong,kebudayaan gotong royong tersebut jangan sampai pernah hilang dan mari kita sama-sama melestarikan tradisi adat yang telah ada sejak masa lampau,” ungakap Kades Dedy. Senin(18/07/22)

Lanjut Kades Dedy “Dalam penyelenggaraan Kenduri Sko ini, dihadiri oleh Walikota Sungai Penuh (Drs.Ahmadi Zubir), Wakil Walikota (DR.Alvia Santoni, Ketua TP-PKK (Ibu Herlina Ahmadi, Ketua DPRD, Sekda, Staf Ahli, Asisten, Direktur Bank 9 Jambi, Kepala SKPD, Camat dan Kades di Lingkup Kota Sungai Penuh, Kenduri Sko Uhang Lima Badan Perahu Desa Koto Lolo yang telah 25 tahun tidak dilaksanakan ini bertema “Mari Kita Bangkitkan Adat Lamo Pusako Usang Dengan Persatuan dan Kesatuan” yang artinya mari kita tegakkan adat yang lama pusaka yang hampir punah dengan persatuan kesatuan

Acara ini juga ditampilkan Pencak Silat, Seni dan Budaya oleh Anak Jantan Anak Batino Desa Koto Lolo, Pemberian gelar adat itu, dan penurunan atau membersihkan pusaka yang sudah lama disimpan dan saya berterimakasih kepada masyarakat dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan,yang telah mengsukseskan acara kenduri sko desa kami ini”. Ungkap Kades Dedy
Sementara itu, Salah seorang Depati menuturkan, dalam Kenduri Sko terdapat kewajiban bagi masyarakat untuk menghormati aturan adat. “Tradisi Kenduri Sko adalah lambang adat dan istiadat yang harus terus dipegang teguh oleh seluruh masyarakat, Apalagi peninggalan yang telah dikenal tinggi dan maju,” kata Depati

Dalam sambutanyan Wako Ahmadi menyampaikan pemangku adat memiliki peran yang sangat penting ditengah-tengah masyarakat. "Pelaksanaan kenduri sko ini dapat menjadi wahana mengintropeksi diri sejauhmana telah berbuat melestarikan adat, sejauhmana melaksanakan adat itu sendiri secara murni dan konsekuen sesuai ico pakainyo," ujar Wako Ahmadi.
Lanjutnya "Peran pemangku adat sangatlah penting dalam mengajun mengarah serta menghelo membentang anak jantan anak batino terutama dalam kegiatan sosial dan menanggulangi penyakit masyarakat,". Tutup Wako Ahmadi (Dw)
BERITA TERBARU