Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

(Opini) Islam secara Kaffah Oleh: Arsyad Husen, Pemerhati Sosial Masyarakat

sumber foto: internet

Sigerindo, Bandar Lampung--- Pada suatu subuh, setelah sholat subuh sang imam memberi kultum " Masuklah Islam secara Kaffah ( 100 %), tanpa dikurangi atau dilebihin ". Alangkah banyaknya ummat Islam yang mempraktikkan Islam hanya pada tempat ibadah ( masjid, mushola, langgar dsb) tetapi begitu diluar sewaktu berhubungan dengan masyarakat lain, praktik Islam malah kurang dilakukan. Apalagi akhir-akhir ini lagi mudah sekali memberi simbol Islam radikal, teroris, politik identitas dan sebagainya. Setelah itu dalam perjalanan pulang,saya berpikir pasti ada sesuatu yang salah " Mengapa Agama Islam selalu diberi simbol radikal, teroris dan sejenisnya ".


Aqidah
Bulan Ramadhan adalah bulan utama , karena kejadian-kejadian penting terjadi di bulan ini dan yang utama turunnya Al-Qur'an. Dalam Al-Qur’an terdapat semua firman Allah SWT dan menjadi peringatan bagi seluruh alam. Al-Quran menjadi mukzizat terbesar yg disandang / diterima Nabi Besar Muhammad SAW sampai seluruh makhluk Tuhan ini dikumpulkan di padang mahsyar nanti.
Perjanjian utama orang yang menganut agama Islam adalah mengucapkan dua kalimat syahadat yang artinya " Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah ". Untuk memperkuat perjanjian dalam kalimat dua kalimat syahadat itu, maka ummat Islam wajib hukumnya untuk beriman pada Al-Quran.
Kalau sudah beriman, mengapa dalam praktek nya tidak bisa melakukan secara kaffah ( menyeluruh)..? Dalam QS Al-Baqarah ayat 208 Allah berfirman "" Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kedalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah_ langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu "".
Ayat ini turun perihal adanya Abdullah bin Salam bersama para sahabatnya yang berasal dari yahudi bani nadhir di Madinah. Meskipun sudah memeluk Islam, mereka masih terpengaruh oleh norma_norma agama Yahudi seperti penghormatan hari Sabtu dan haramnya daging unta. Sikap setengah-setengah inilah yang menjadi asbabun nujum dari turun nya ayat ini.
Resiko dari sebuah perjanjian adalah harus konsekwen dalam melakukannya. Dalam Al-Quran sudah banyak kisah-kisah nabi dalam menegakkan kalimat " La Ilaha Illallah " Ini yang wajibnya hukumnya untuk diyakini 100% tanpa embel-embel yang lain.

Lalu bagaimana dengan ummat di akhir zaman ini..? Beberapa contoh bisa ditampilkan di sini yang harusnya tidak boleh dilakukan seperti tidak mentaati sumpah/ janji,riba, wajib bayar utang, korupsi, dusta, disiplin, jaga kebersihan, saling menghormati pada keyakinan yang berbeda dll.. Dalam beberapa prakteknya, tanpa merasa takut hampir biasa melakukan praktek itu, yang bisa jadi karena belum tahu atau sudah tahu tapi mengikuti hawa nafsu.

Merubah stigma
Penerapan Islam dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari Al-Quran dan hadist itu, butuh keteladanan perilaku dari penganutnya. Al-Quran itu hanya pengingat (QS Ta_ Ha : 2-3..kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu Muhammad,agar engkau menjadi susah,melainkan sebagai peringatan bagi orang-orang yang takut kepada Allah SWT).
Begitu juga Nabi Muhammad dan rasul 2 yang lain tugasnya adalah menyampaikan kabar gembira,peringatan dan keteladanan sesuai QS Al Ahzab :21 ..Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap Rahmat Allah dan kedatangan hari qiamat dan banyak mengingat Allah...dan QS Al An'am : 48...Para Rasul yang kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak bersedih hati....
Permasalahan utama yang dihadapi ummat Islam adalah belum bersahabat nya dengan Al-Qur’an dan hadist itu, yang biasanya hanya mendengar dari Majlis Taklim, pengajian dsb. Untuk itu perlu ada terobosan dalam upaya memperkenalkan Al-Quran dan hadist ini secara berjenjang mulai dari level awam sampai pengambil kebijakan. Tehnis pelaksanaan sudah banyak lembaga pendidikan yang telah melakukan nya dan zaman sekarang sudah cukup mudah dengan berbagai tehnologi yang ada....
Ada kegiatan anggota MPR/DPR yang setiap masa reses selalu mensosialisasikan 4 pilar kebangsaan pada setiap daerah-daerah konstituennya. Alangkah bagusnya bila masing-masing menyisipkan juga pentingnya bersahabat dengan Al-Qur’an bagi yang muslim, begitu juga dengan Al- kitab lain sesuai agamanya sang legislator.
Keteladanan dari pimpinan, tokoh masyarakat, ulama menjadi masalah yg serius di NKRI tercinta ini. Ada satu kalimat yg diucapkan Prof. Salim Said...""Manusia Indonesia itu tidak maju, karena sama Tuhan aja tidak takut.. "".
Bulan Ramadhan adalah kesempatan mulia dalam memperkenalkan Al-Quran pada setiap celah rumah muslim, karena bulan inilah Al-Quran itu diturunkan. Kegiatan tadarus Al-Quran sangat dianjurkan untuk diperbanyak, dan semoga kandungan Al-Quran ini bisa sebagai kontrol diri dalam aktivitas sehari-hari dan selanjutnya punya rasa takut dan malu bila tidak melakukan perintah Al-Quran.
Al-Quran itu tidak menghasilkan ekstrimis, intoleran, radikal dan sejenisnya tetapi yakinlah Al-Quran itu Rahmatan Lil'alamin ( Rahmat bagi seluruh alam dan seluruh isinya). Untuk itu kenali dan pahami Al-Quran..

AH, Sinar Mulya 13042023

BERITA TERBARU