Tingkatkan Pendapatan Petani, Alpukat Lampung Primadona Tingkat Nasional
Sigerindo, Bandar Lampung—Pengembangan tanaman Alpukat di Provinsi Lampung makin digemari dan menjadi primadona masyarakat Lampung. Saat ini tanaman ini menjadi sumber pendapatan petani di berbagai daerah di Provinsi Lampung.
“Selain menambah pendapatan petani, tanaman alpokat ini juga menjadi solusi konflik masyarakat di wilayah kehutanan, juga meningkatkan kualitas lahan,“ kata Idi Bintara, Kepala Balai Besar Daerah Aliran Sungai (BBDAS) Way Sekampung-Way Seputih, Rabu (13/12).
Menurut Alumni IPB ini, tanaman alpokad ini diawali pada tahun 2020 di Lampung Timur, daerah yang selalu bermasalah dengan kehutanan, relatif merupakan daerah yang tidak bisa menerima program-program kehutanan. “Sebelumnya program penanaman bibit alpokad ini tidak diterima oleh masyarakat, terutama petani yang sudah menanam jagung, ubi kayu dan tanaman lainnya. Namun saat ini, pengembangan tanaman alpokad di Lampung sudah makin meluas yang tadinya hanya 15 hektar, 300 hektar, kini mencapai ribuan hektar.”
Dijelaskan pria yang dekat dengan wartawan ini, jika satu pohon menghasilkan panen diatas 100 kg-150 kg. “Jika satu hektar 200 pohon, total 20 ton per hektar. Kalau 1 kg Rp10.ribu, maka pendapatan petani bisa mencapai Rp400 juta per hektar” katanya.Saat ditanya dukungan pemda Lampung terkait hal ini, Gubernur Lampung pada tahun keempat telah mengunjungi kebun alpukad saat panen di Jatimulyo, ujarnya
Sebagai penutup Idi Bintara yakin kedepan provinsi Lampung dapat menjadi pusat pengembangan alpukat tingkat nasioanal. Selain tamanan Kopi dan lainnya. (THR)