Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

(OPINI) Rezeki, Amanah yang Harus Dipertanggungjawabkan di Akhirat Oleh: DrH. Arsyad, Pemerhati Sosial Masyarakat


Sigerindo, Bandar Lampung--Manusia dihadirkan ke bumi untuk menjadi rahmat bagi alam dan seluruh isinya. Pembagian fungsi sebagai rahmat ini, sangat beragam perannya sesuai keahliannya. Untuk memperoleh keahlian itu bisa diperoleh melalui pendidikan formal dan tidak sedikit yang melalui non formal atau otodidak.

Dalam melaksanakan keahlian itu diperlukan kerja yang profesional sehingga hadirlah istilah profesi. Serahkan pekerjaan pada ahlinya, bila tidak "Tunggulah kehancuran ". Rezeki selalu identik dengan profesi ini, walaupun bisa saja dari sumber yang lain. Sesungguhnya rezeki manusia itu ada yang mengatur yaitu sang Pencipta.

Rezeki ini tidak pernah berhenti dinikmati manusia hampir pada setiap tarikan nafasnya, dan inilah yang selalu tidak disadari oleh manusia. Untuk itu dianjurkan agar selalu bertasbih di waktu pagi dan petang untuk mensyukuri nya.

Bagi sebagian manusia rezeki selalu identik dengan amanah yang diemban. Semakin tinggi amanah yang diemban, semakin hebat lah dan selalu ingin dipuji dan diapresiasi oleh orang lain. Tiada hari tanpa kerja dan manuver agar selalu disanjung tentang kehebatan nya..

Dan bila ada orang yang tidak mengapresiasi atau mengkritisi, maka tumbuhlah sifat alami manusia yaitu marah, sombong, benci dan lain-lain.

Rezeki memegang amanah ini sangat diperebutkan manusia karena perannya yang dominan dalam mempengaruhi manusia lain.

Pemegang amanah ini sebenarnya punya standar keberhasilan duniawi yang diukur melalui indikator kinerja, indikator akhlak dan lain-lain. Selain itu juga punya pertanggungjawaban di akhirat nanti melalui perhitungan buku amal yang maha teliti dan adil.

Pemegang amanah salah satu rezeki yang mumpuni untuk bermanfaat bagi orang lain, namun tidak sedikit yang terjerumus ke jurang yang paling dalam dengan indahnya rayuan dunia. Selain itu rezeki juga dihadirkan dalam bentuk harta yang berlimpah.

Menjadi orang kaya itu hebat dan patut disyukuri, namun yang wajib diingat bahwa sebagian dari harta itu ada hak orang lain. Untuk itu manusia yang selalu mengeluarkan sedeqah dan infaq sangat tinggi derajatnya dalam beribadah. Dan bila sebaliknya bila harta itu digunakan untuk hal2 yang tidak berguna maka tunggulah azabnya..

Saat ini peran pemegang harta ini sangat dominan dalam mengatur pemimpin ( Oligarki), akhlak manusia dan praktek riba serta perusak alam dan ekosistem lainnya...

Kedua rezeki dalam bentuk pemegang amanah dan harta sangat menggoda untuk diperebutkan saat ini, sehingga sangat labil dalam memegang janjinya... Karena janji mereka sangat ditentukan waktu dan kepentingan.. Hari ini bersahabat dan bisa jadi besok jadi musuh karena sudah berbeda ""Kepentingan "". Untuk itu bila berhadapan dengan mereka, sisakan"" ruang hampa "" sebagai nuansa "" Evaluasi diri atau muhasabah ""

Rezeki yang lain sangat banyak ragamnya dan tidak terhitung macamnya... Lain kali akan dilanjutkan. Nikmat apalagi yang engkau dustai... (AH 16012022)
BERITA TERBARU