Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makna Tersirat Tersurat Delegasi PNPG ,Jeni Makarim, di Vihara Maitreya Denpasar

Sigerindo Bali -- Kunjungan hari ke 2/(dua) Pengurus pusat Perempuan Nusantara Pemersatu Generasi (PNPG ) ke Bali berlokasi di Denpasar, tepatnya di Vihara Budha Maitreya, 29 Desember 1923,
sesudah sehari sebelumnya, telah terlaksana sejarah baru, yaitu Deklarasi PNPG (Perempuan Nusantara Pemersatu Generasi): melakukan Deklarasi PNPG - DPD BALI di Pasar kreneng, Denpasar, 28 Desember 2023

Yang dihadiri oleh adik ibu Atikoh, Jeni Makarim dan caleg Perindo DPR-RI Eka Mahardika dan caleg Perindo DPRD Bali Hermin

Kunjungan ini dilakukan oleh PNPG, bersama Pimpinan Delegasi dari Jakarta dengan pimpinan Bapak Jeni Makarim

Kedatangan Delegasi Disambut oleh ketua Yayasan Vihara Maitreya di Jalan Gn soputan Denpasar Bali, Pandeta Adi Lim beserta jajaran pengurus yayasan

Rombongan Delegasi yang dipimpin oleh Bapak Jeni Makarim mengagumi arsitektur pembangunan Vihara yang sakral dan membawa pesan pesan yang bermakna lewat pahatan disetiap dinding bangunannya

Dalam tampak pandang pada bagian luar itu menggambarkan tokoh tokoh Dewa Dewi Hindu dan kehidupan masyarakat Bali khususnya dan ini bentuk penghormatan pada masyarakat bali yang mayoritas beragama hindu 

Prinsip dimana bumi dipijak langit dijunjung ditrapkan di gedung vihara Budha ini, yang didalam adalah tempat pemujaan umat Budha dengan simbol simbol pemujaanNya serta makna filosofi di dalam dan dibaliknya. Pahatan full didinding dikerjakan oleh pemahat bali yang profesional dalam waktu dua tahun

Guidenya yang menerangkan secara rinci dan sarat makna tersurat dan tersirat tersebut disampaikan sendiri oleh Pendeta Adi Lim selaku ketua yayasan pada rombongan jeni Makarim adik kandung ibu Atikoh

*Peneguhan Peran Ibu, Guru dan Petani adalah Tonggak Budaya Peradaban*

Diterangkanlah dalam agenda ini peran alam dengan manusia.

Peran seorang Ibu, Petani dan guru dijelaskan sebagai kedalaman syarat akan makna proses harmonisasi dan umat manusia di dunia, itu semua pada hakekatNya adalah satu keluarga.

Inti penjelasan Beliau dititik beratkan pada nilai-nilai luhur budi pekerti.

*Ada Sesi Khusus Dialog Dialog*

Setelah itu ada sambutan istimewa dari perwakilan generasi milenial yang bernyanyi 3 lagu rohani, yang membuat pendengarnya terharu oleh syairnya. Syair dibuat oleh sesepuh vihara di taiwan yang sudah meninggal dunia.

*Puncak Acara Perjamuan Agung*

Barulah semua dijamu makan siang di LN Fortunate Coffee dengan menu vegan yang lezat.
Ini juga merupakan rasa pengalaman yang pertama kali bagi tim Bapak Jeni Makarim dan pengurus Perempuan Nusantara Pemersatu Generasi

yaitu bisa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha ESA, dengan bisa menikmati menu vegan, yang sungguh berkesan dan dengan tidak menyisakan sebutir nasipun dipiringnya, sebagai bentuk penghargaan pada petani selain juga memang makanan yang tersaji itu lezat,

kitapun diberi minuman coffee Kintamani jenis Arabica khusus racikan barista Pandita Adi Lim.

*Momentum Sambutan Pimpinan Delegasi*

Bapak Jeni Makarim memberikan sambutan di Vihara Maitreya Denpasar Bali.

Isinya a.l
Terharu atas sambutan dari jajaran pengurus Yayasan Maitereya dibawah pimpinan Pandita Adi Lim yang penuh kekeluargaan dan membawa pesan penting yang akan disampaikan pada Ibu Atikoh,

agar Ibu tetap dapat menjaga harmonisasinya dikeluarga dan selalu jaga untuk menjadi tokoh panutan perempuan Nusantara dan dunia pada umumnya mengingat Nusantara ini yaitu Indonesia berdasarkan keyakinan yang disampaikan sesepuh kami di Taiwan ternyata Indonesia adalah satu negara yang dapat menjadi mercusuar dunia dan akan melewati zaman keemasan

Apabila Bu Atikoh diberi kesempatan suatu hari nanti kelak diharapkan dapat mengemban tugas nya sebagai Ibu Negara dengan sempurna dan menomer satukan harmonisasi disegala aspek dan tolong perhatikan juga program pelajaran budi pekerti dan respect akan Alam, Ibu, Guru dan Petani.
Ada kesan lain yang dirasakan dan dilihat oleh jeni Makarim yaitu kehebatan management yayasan dalam mengelola keuangannya demi pendidikan budi pekerti bagi murid sekolah dan umatnya, sehingga pada jamuan makan siangpun kami sebagai tamu undangan tidak menyisakan nasi maupun hidangan yang tersedia
Penulis : Biyung AR
BERITA TERBARU